Dalam beberapa pekan terakhir, TikTok kembali menjadi sorotan akibat tren kontroversial yang melibatkan penggunaan filter AI bernama “Chubby Filter.” Filter ini memungkinkan pengguna mengubah penampilan mereka menjadi lebih gemuk atau lebih kurus, memicu reaksi beragam dari netizen. Namun, di balik tawa dan candaan yang muncul, tren ini menyimpan masalah serius terkait standar kecantikan, body shaming, dan bias rasial serta kelas sosial yang masih melekat dalam masyarakat.
Filter yang Memicu Kontroversi
Filter “Chubby Filter” pertama kali muncul di CapCut, aplikasi edit video yang dimiliki oleh TikTok. Pengguna dapat memilih untuk membuat diri mereka terlihat lebih gemuk atau lebih kurus, dan hasilnya sering kali diiringi dengan lagu “Anxiety” milik Doechii. Banyak video menampilkan orang-orang bertubuh kurus yang tertawa saat melihat diri mereka “lebih gemuk,” sementara orang-orang bertubuh lebih besar menggunakan efek kurus sebagai “motivasi” untuk menurunkan berat badan.
Namun, tren ini tidak luput dari kritik. Banyak pengguna dan aktivis yang mengecamnya sebagai bentuk body shaming yang merugikan. Rebecca Shaw, seorang penulis, bahkan menyoroti hal ini dalam postingannya di X (sebelumnya Twitter), dengan menyatakan bahwa tren ini mengingatkan pada era pro-ana (pro-anorexia) yang sangat merusak citra tubuh, terutama bagi perempuan muda.
Dampak pada Citra Tubuh dan Kesehatan Mental
Filter ini bukan sekadar alat hiburan, melainkan cerminan dari standar kecantikan yang tidak realistis dan sering kali bias. Menurut analisis The Cut, fat shaming atau penghinaan terhadap tubuh gemuk bukanlah hal baru, tetapi kehadiran teknologi AI seperti ini memperburuk situasi. Filter tersebut tidak hanya memperkuat stigma negatif terhadap tubuh yang lebih besar, tetapi juga menciptakan tekanan tambahan bagi mereka yang sudah berjuang dengan citra tubuh mereka.
Banyak ahli kesehatan mental mengingatkan bahwa tren semacam ini dapat memicu gangguan makan, kecemasan, dan depresi, terutama di kalangan remaja. TikTok sendiri telah mengambil langkah dengan menghapus template filter dari CapCut dan memblokir video yang menggunakan efek tersebut dari akun remaja. Namun, versi serupa masih dapat diakses dengan kata kunci seperti “chunky filter.”
Respons TikTok dan Upaya Penanganan
Menanggapi kritik yang meluas, TikTok menyatakan bahwa mereka sedang meninjau video-video yang menggunakan efek ini dan membuatnya tidak layak untuk direkomendasikan. Selain itu, filter tersebut kini dilengkapi dengan pesan peringatan yang berbunyi: “Anda lebih dari sekadar berat badan Anda. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal memiliki pertanyaan tentang citra tubuh, makanan, atau olahraga — penting untuk mengetahui bahwa bantuan tersedia dan Anda tidak sendirian.”
Meskipun demikian, beberapa pengguna melaporkan bahwa pesan ini tidak selalu muncul. Hal ini menunjukkan bahwa upaya platform untuk mengatasi masalah ini masih belum konsisten dan perlu ditingkatkan.
Refleksi: Standar Kecantikan yang Harus Diubah
Tren “Chubby Filter” mengingatkan kita bahwa standar kecantikan yang sempit dan bias masih mendominasi media sosial. Alih-alih merayakan keragaman tubuh, filter ini justru memperkuat stereotip yang merugikan. Sebagai pengguna media sosial, penting bagi kita untuk lebih kritis terhadap konten yang kita konsumsi dan sebarkan.
Selain itu, platform seperti TikTok perlu lebih proaktif dalam menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung kesehatan mental penggunanya. Langkah-langkah seperti menghapus filter yang merugikan dan menyediakan sumber daya untuk dukungan kesehatan mental adalah awal yang baik, tetapi masih banyak yang harus dilakukan.
Pada akhirnya, kecantikan sejati terletak pada penerimaan diri dan penghargaan terhadap keragaman. Mari bersama-sama menciptakan ruang di mana setiap tubuh dihargai dan dirayakan, tanpa perlu filter atau standar yang tidak realistis.