Studi: Pelajar Lebih Pilih Smartphone Ketimbang Makanan

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Ada fakta menarik yang diungkap para peneliti dari Universitas Buffalo, Amerika Serikat yang meneliti perilaku pelajar terhadap smartphone. Dalam laporan hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa para pelajar lebih tertarik dengan smartphone ketimbang makanan.

Dilansir Telset.id dari CNET pada Senin (03/12) peneliti dari Universitas Buffalo, melakukan penelitian terhadap 76 pelajar berusia 18 hingga 22 tahun.

Pada studi tersebut para siswa tidak diberi makanan selama tiga jam dan tidak beri kesempatan untuk memakai smartphone selama 2 jam. Mereka pun melakukan serangkaian tugas berbasis komputer untuk mendapatkan makanan atau waktu untuk menggunakan smartphone.

Hasilnya pun mengejutkan. Ternyata dari 76 siswa tersebut lebih memilih untuk menggunakan smartphone ketimbang mendapatkan makanan.

“Kami sangat terkejut dengan hasilnya,” kata Sara O’Donnell seorang mahasiswa doktor Psikologi klinis di Department of Pediatric Universitas Buffalo.

Sara menambahkan walaupun makanan yang diberikan adalah camilan favorit dengan kandungan sekitar 100 kalori tetapi para siswa tetap memilih smartphone.

“Kami tahu bahwa para siswa akan termotivasi untuk mendapatkan akses ke pomsel mereka, tetapi kami terkejut bahwa meskipun kekurangan makanan sederhana, penguatan ponsel pintar jauh melebihi penguatan makanan di kedua metodologi,” tambahnya.

Ini bisa dibilang penelitian yang menarik khususnya di antara kelompok usia remaja walaupun angka 76 siswa adalah ukuran sampel yang kecil. Untuk itu tampaknya terlalu dini untuk membuat kesimpulan pasti dengan ukuran dan distribusi sampel tersebut.

Temuan para peniliti ini sebenarnya tidak terlalu mengejutkan, jika melihat kebiasaan “anak zaman now” yang tak bisa lepas dari smartphone. Dengan perangkat tersebut, remaja bisa menghabiskan sebagian waktunya untuk chatting, browsing internet, dan juga bermain games.

Sebelumnya, WHO telah memasukkan kecanduan game sebagai penyakit baru bagi manusia. Gejala kecanduan game juga tak bisa dilepaskan dari kebiasaan para remaja yang kecanduan smartphone.

Akibatnya, orang seperti tidak bisa lepas dari perangkat tersebut. Kebiasaan ini dikhawatirkan akan menimbulkan masalah dari sisi kejiwaan. Sebuah penelitian mengungkap bahwa kecanduan smartphone bisa menyebabkan otak tak seimbang.

Sebelumnya, seperti dilansir Telset.id dari Ubergizmo, Deloitte belum lama ini juga merilis laporan penelitian Konsumen Global Mobile 2018 pada warga AS terkait pemakaian smartphone.

Hasilnya, Deloitte menemukan fakta bahwa setidaknya warga AS melihat smartphone sebanyak 52 kali dalam sehari. Hasil tersebut mengalami peningkatan, karena pada penelitian yang sama di tahun 2017 mereka menemukan jika rata-rata orang di AS melihat smartphone-nya sebanyak 47 kali dalam sehari.

Menurut Kevin Westcott, Wakil Ketua Deloitte bidang media dan sektor Hiburan Amerika Serikat, mengatakan jika survei tahun ini menunjukan jika penggunaan ponsel pintar semakin menjadi bagian dari kehidupan kita. [NM/HBS]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI