Telset.id, Jakarta – Rusia telah menerbangkan turis antariksa ke International Space Station (ISS) sejak tahun 2001. Pada tahun-tahun mendatang, Rusia berencana akan menambah jumlah turis yang terbang ke ISS.
Sejak 2001, ada tujuh turis yang diterbangkan oleh Rusia ke ISS. Nantinya, jumlah itu bertambah karena Negara Beruang Merah tersebut berencana menerbangkan dua turis antariksa ke ISS pada akhir 2021.
Roscosmos, badan antariksa Rusia, telah menandatangani perjanjian dengan Space Adventures untuk membawa dua turis ke ISS pada akhir 2021. Mereka akan menumpang pesawat Soyuz.
{Baca juga: Dari Cape Canaveral, Satelit Nusantara Satu Meluncur Bersama Falcon 9}
Meski demikian, berdasarkan laporan Ubergizmo, seperti dilansir Telset.id pada Sabtu (23/02/2019), identitas dua turis itu belum terungkap. Yang jelas, mereka merupakan orang yang memiliki banyak uang untuk membayar perjalanan mahal tersebut.
Perjalanan semacam itu membantu Roscosmos untuk mendanai industri luar angkasa Rusia. Selain itu, perjalanan tersebut membantu menghasilkan publisitas untuk misi serupa pada masa depan.
Selain Rusia, sebenarnya ada beberapa perusahaan swasta yang telah bekerja membawa turis ke antariksa. Adapun perusahaan tersebut meliputi Virgin Galactic, SpaceX milik Elon Musk, serta Blue Origin milik triliuner Jeff Bezos.
{Baca juga: Selain Planet Mars, Turis SpaceX Bisa Lihat Film “Menegangkan”}
SpaceX misalnya, perusahaan itu bersiap mengantar para wisatawan untuk piknik ke Mars lewat penerbangan eksklusif menggunakan roket. Bos SpaceX, Elon Musk, bahkan sudah menetapkan harga tiket ke Mars bagi turis yang tertarik.
Musk menyatakan bahwa tiket ke Mars bersama SpaceX dipatok sekitar USD 500 ribu atau sekitar Rp 7 miliar. Tapi ia menyebut, harga tiket tetap bergantung dari jumlah orang yang tertarik untuk ikut plesiran ke Mars.
Lain hal, Virgin Galactic, mematok harga USD 200 ribu atau lebih kurang Rp 2,8 miliar untuk melakukan penerbangan ke luar angkasa menggunakan pesawat. Sementara harga tiket Blue Origin dibanderol sekitar USD 200 ribu hingga USD 300 ribu atau sekitar Rp 2,8 miliar sampai Rp 4,3 miliar per orang. (BA/FHP)