Di tengah tekanan dari komunitas ilmiah global, Royal Society—akademi sains tertua di dunia—memutuskan untuk tidak mengambil tindakan disipliner terhadap Elon Musk. Keputusan kontroversial ini diumumkan melalui email internal yang dikirim oleh Presiden Royal Society, Sir Adrian Smith, kepada seluruh anggotanya.
Kontroversi yang Menyelimuti Musk
Musk, yang terpilih sebagai anggota Royal Society pada 2018 atas kontribusinya di industri luar angkasa dan kendaraan listrik, belakangan menuai protes akibat sejumlah pernyataan dan kebijakannya. Dari menyebut anggota parlemen Inggris Jess Phillips sebagai ‘pembela genosida rudapaksa’ hingga perannya dalam pemotongan dana penelitian AS melalui Department of Government Efficiency (DOGE), Musk dianggap telah melanggar kode etik akademi.
Selama setahun terakhir, lebih dari 3.400 ilmuwan menandatangani surat terbuka yang menuntut pengusiran Musk. Dua ilmuwan terkemuka bahkan mengundurkan diri sebagai bentuk protes. Namun, keputusan akhir Royal Society justru membela Musk.
Alasan di Balik Keputusan Royal Society
Dalam emailnya, Sir Adrian Smith menegaskan bahwa proses disipliner tidak akan dilakukan karena pertimbangan yang lebih luas. “Membuat penilaian tentang pandangan atau tindakan anggota—terutama yang bersifat politis—justru dapat merugikan masyarakat dan tujuan sains,” tulis Smith.
Royal Society berargumen bahwa tantangan sains saat ini lebih besar daripada kontroversi individu. Akademi ini memilih untuk fokus pada upaya memajukan sains ketimbang terjebak dalam polemik seputar Musk.
- Musk bergabung dengan Royal Society pada 2018
- 3.400+ ilmuwan menandatangani petisi protes
- 2 ilmuwan terkemuka mengundurkan diri
- Royal Society memilih fokus pada isu sains yang lebih besar
Reaksi dari Komunitas Ilmiah
Keputusan ini menuai kritik tajam dari berbagai kalangan. Geoffrey Hinton, peraih Nobel dan pionir AI, secara terbuka menyerukan pengusiran Musk. Banyak ilmuwan khawatir keputusan ini akan menciptakan preseden buruk bagi integritas akademi.
Di sisi lain, pendukung Musk mengapresiasi keputusan Royal Society yang dianggap menjaga netralitas sains dari kepentingan politik. Mereka berargumen bahwa kontribusi Musk di bidang teknologi tidak bisa diabaikan hanya karena pandangan pribadinya.
Bagaimana menurut Anda? Apakah Royal Society mengambil keputusan yang tepat dengan mempertahankan Musk, atau seharusnya akademi ini lebih tegas menegakkan kode etiknya?