Telset.id, Jakarta – Seorang pria protes kepada Google, karena area komplek rumahnya difoto untuk data Google Maps. Pria tersebut menuding jika tindakan Google melanggar privasi.
Kasus ini bermula dari cuitan pria bernama Khairul Anam di Twitter pada Sabtu (23/10/2021), lalu. Lewat akun Twitter @maskhairulanam, dirinya menjelaskan bahwa Google Street dan Map melanggar privasi karena memfoto kompleknya tanpa izin.
“Pemetaan google street dan google map @googleindonesia melanggar hak privasi dan tak berizin. Korbannya gw dan kompleks perumahan gw yang cluster,” kata @maskhairulanam.
Pemetaan google street dan google map @googleindonesia melanggar hak privasi dan tak berizin. Korbannya gw dan kompleks perumahan gw yang cluster.
Utas….
— Khairul Anam (@maskhairulanam) October 23, 2021
Menurut Khairul, Google menggunakan perusahaan rekanan Google Indonesia yakni PT Kelly Service Indonesia. Perusahaan tersebut menggunakan mobil untuk melakukan pemetaan jalan.
“Gw merasa aneh sama kemunculan itu mobil, nyampering dong. Kita tanya-tanya itu sopirnya. Dia ngakunya rekanan @googleindonesia untuk melakukan pemetaan,” jelas Khairul.
Baca juga: Muncul Suara Misterius di Google Maps
Pas kita tanya-tanya, ngasihlah dia surat tugas. Dia ngakunya petugas lapangan dari PT Kelly Service Indonesia, rekanan @googleindonesia. Surat tugasnyan sudah kami foto. #GoogleLanggarPrivasi
— Khairul Anam (@maskhairulanam) October 23, 2021
Khairul juga menanyakan mengenai surat izin melakukan pemetaan di kompleknya. Petugas pemetaan langsung menyodorkan surat izin, dari Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan Eko Sulistyo.
“Siapa yang mengeluarkan endorse itu agar @googleindonesia
“leluasa” motret sembarang tempat? DEPUTI IV Kepala Staf Kepresidenan Eko Sulistyo. Surat dukungan itu diteken 10 Agustus 2018,” tulis Khairul.
“Surat endorse itu dukungan terhadap @googleindonesia untuk sukseskan Asian Games 2018, dengan pemetaan tempat2 yang mendukukung kesuksesan AG. Terus apa hubungannya dengan komplek gw yang cluster? :(,” tambahnya.
Surat endorse itu dukungan terhadap @googleindonesia untuk sukseskan Asian Games 2018, dengan pemetaan tempat2 yang mendukukung kesuksesan AG. Terus apa hubungannya dengan komplek gw yang cluster? 🙁
— Khairul Anam (@maskhairulanam) October 23, 2021
Foto Langsung Muncul di Google Maps
Setelah mengetahui jika surat izinnya tidak kuat, Khairul dan warga komplek lainnya meminta foto dihapus. Petugas pemetaan memenuhi permintaan tersebut, dan berjanji akan menghapus foto yang ia ambil.
Namun, ternyata janji tidak ditepati. Tetangga Khairul melaporkan kalau foto komplek sudah muncul di aplikasi Google Maps.
Baca juga: 4 Fitur Baru Hadir di Google Maps
“Eh tadi warga kompleks ngabarin di grup kalau detil komplek kita nongol di maps @googleindonesia. Lengkap dengan tampang gw yang koloran pas lagi nyamperin mobil rekanan google,” jelas @maskhairulanam.
Eh tadi warga kompleks ngabarin di grup kalau detil komplek kita nongol di maps @googleindonesia. Lengkap dengan tampang gw yang koloran pas lagi nyamperin mobil rekanan google. #GoogleLanggarPrivasi
— Khairul Anam (@maskhairulanam) October 23, 2021
Dirinya meminta Google untuk segera menghapus foto pemukimannya, karena hal tersebut melanggar privasi data dan area rumahnya bukan termasuk jalanan umum.
“Tolong PT Kelly Service Indonesia dan @googleindonesia untuk mentake down hasil pemetaan kompleks gw. Kompleks gw bukan jalan umum dan gak ada hubungannya sama kesuksesan Asian Games yang lo jadikan alasan buat foto-foto areal non publik seenaknya. #GoogleLanggarPrivasi,” ujarnya.
Tolong PT Kelly Service Indonesia dan @googleindonesia untuk mentake down hasil pemetaan kompleks gw. Kompleks gw bukan jalan umum dan gak ada hubungannya sama kesuksesan Asian Games yang lo jadikan alasan buat foto-foto areal non publik seenaknya. #GoogleLanggarPrivasi
— Khairul Anam (@maskhairulanam) October 23, 2021
Tim Telset mencoba menghubungi Communication Manager Google Indonesia, Feliciana Wienathan untuk mengonfirmasi kasus ini. Sayangnya hingga tulisan ini ditulis Feliciana belum memberikan tanggapan.