Telset.id, Jakarta – Lebih dari 92 juta akun dari layanan pengujian DNA MyHeritage ditemukan di sebuah server pribadi, demikian bunyi rilis yang dibuat oleh perusahaan baru-baru ini.
Menurut rilis, pembobolan ini terjadi pada 26 Oktober 2017, dan data yang ditemukan termasuk pengguna yang mendaftar untuk layanan pada atau sebelum tanggal itu, dengan total 92.283.889 orang.
MyHeritage sendiri merupakan platform pengujian DNA yang berbasis di Israel di mana pengguna dapat membuat pohon keluarga dan mencari melalui catatan keluarga dan sejarah.
Pembobolan ini disadari MyHeritage setelah seorang peneliti keamanan menghubungi CISO (chief information security officer) perusahaan dengan “sebuah file bernama myheritage yang berisi alamat email dan kata sandi yang berantakan, pada server pribadi di luar MyHeritage. Menurut peneliti, tidak ada data lain yang ditemukan di server.
Data lain, seperti data DNA dan informasi kartu kredit, disimpan dalam sistem terpisah dari yang menyimpan nama pengguna dan informasi email. Perusahaan mengatakan tidak ada alasan untuk percaya bahwa informasi yang lebih sensitif ikut diretas.
Dilaporkan Theverge, sejak saat itu MyHeritage telah membentuk tim tanggap yang menyelidiki insiden itu dan “mengambil langkah-langkah cepat untuk melibatkan perusahaan keamanan siber independen terkemuka” untuk melihat ruang lingkup pelanggaran.