Penjara Oregon Larang Narapidana Baca Buku Tentang Teknologi

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Departemen Pemasyarakatan Oregon [DOC] melarang para narapidana membaca buku-buku mengenai teknologi dan pemrograman. Pun meski banyak diantaranya mengajarkan keterampilan dasar untuk banyak pekerjaan tingkat pemula. Usut punya usut, ini dilakukan DOC lantaran buku-buku tersebut dianggap dapat menimbulkan ancaman keamanan.

Setidaknya 1.600 judul buku, seperti dilaporkan Salem, dilarang oleh lembaga negara tersebut. Daftar ini dimaksudkan untuk membantu penjara negara bagian agar mengetahui buku mana yang harus ditahan dari narapidana.

Di dalam daftar ini ada banyak buku tentang teknologi — seperti Blockchain Revolution, Python Programming For Beginners, The Hidden Language Of Computer Hardware And Software, dan Windows 10 for Dummies.

{Baca juga: Retas Komputer Penjara, 364 Napi Gondol Rp 2,3 Miliar}

“Sama sekali tidak ada yang akan menimbulkan risiko keamanan. Buku-buku itu ditulis untuk konsumen — orang-orang di rumah,” kata Andy Rathbone, penulis Windows 10 for Dummies, dan beberapa buku lain dalam daftar terlarang.

Seperti yang diungkapkan Motherboard, buku-buku tentang peretasan memang bisa menimbulkan ancaman. Apalagi setelah ada upaya untuk meretas sistem komputer fasilitas pemasyarakatan.

“Saya tidak sepenuhnya terkejut bahwa buku saya ada di daftar itu,” imbuh Justin Seitz, penulis Black Hat Python. “Saya pikir yang lebih mengejutkan adalah beberapa yang lain, yang lebih mendasar. Mempelajari bahasa pemrograman dengan sendirinya tidaklah berbahaya.”

{Baca juga: Bisnis Bitcoin, Pria Ini Dipenjara Dua Tahun}

Kelly Raths, seorang administrator DOC Oregon yang mengawasi ruang buku, mengatakan kepada Salem bahwa buku-buku tentang teknologi diperiksa oleh sekelompok pekerja IT dengan pemahaman tentang ancaman keamanan penjara. Dia mengatakan bahwa itu memungkinkan para narapidana untuk memiliki “banyak akses ke komputer,” tetapi ketika penjara mulai memberi orang-orang di dalamnya akses ke komputer, beberapa dari mereka meninggalkan pesan untuk narapidana lain melalui komputer.

“Itu ancaman signifikan bagi kami,” kata Raths.

Akhirnya, untuk mengurangi ancaman itu, DOC bukan saja melarang beberapa buku untuk dibaca, mereka juga membatasi akses ke komputer bagi narapidana. Demikian dilaporkan Gizmodo, Sabtu, (22/6/2019).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini


ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI