Telset.id, Jakarta – Aplikasi navigasi seperti Waze, Google Maps, dan lainnya memang memberikan keuntungan bagi kita saat sedang dalam perjalanan. Namun nyatanya, aplikasi tersebut juga memberikan dampak negatif sehingga mengancam eksistensi aplikasi itu sendiri.
Seperti yang terjadi di kota Leonia, New Jersey, Amerika Serikat. Kota tersebut dilaporkan ingin menutup jalanan mereka dari akses layanan aplikasi seperti Waze, Google Maps, dan lainnya. Itu lantaran warga sekitar merasa lalu lintas kota mereka menjadi padat dan mengalami kemacetan yang berdampak pada sulitnya mereka bepergian ketika masuk jam sibuk.
Dilansir dari The New York Times, hal itu karena jalanan kota tersebut menjadi salah satu jalur alternatif yang diberikan oleh layanan navigasi bagi para penggunanya untuk menghindari kemacetan di jam-jam sibuk. Sehingga ketika kemacetan terjadi, maka warga kota Leonia hanya bisa pasrah menanti lalu lintas kawasan mereka menjadi normal kembali.
“Di pagi hari, ketika saya masuk ke aplikasi Waze, saya temukan ada 250 ribu Wazers di area ini. Ketika jalan utama padat, otomatis kendaraan akan diarahkan ke Leonia,” kata Kepala Kepolisian Leonia, Tom Rowe.
“Kami mengalami hari dimana orang-orang tak bisa keluar dari jalanan mereka,” tegas Rowe.
Karenanya, pemerintah dan kepolisian setempat melayangkan protes terhadap aplikasi-aplikasi tersebut. Selain itu, mereka juga akan memberlakukan penutupan jalur di 60 jalan kota Leonia pada jam 6 pagi sampai 10 pagi dan juga 4 sore sampai 9 malam pada 22 Januari mendatang. Penutupan jalur ini sendiri berlaku untuk semua orang, kecuali warga sekitar dan juga para pekerja.
Menanggapi keluhan dari warga Leonia, pihak Waze pun mengatakan akan menghormati permintaan warga kota Leonia dengan menutup jalanan. Sementara Google, memberikan kebebasan bagi para penggunanya untuk memberikan rute alternatif terbaik ketika jalanan utama sedang padat atau macet. (FHP/IF)