Telset.id, Jakarta – Hillary Clinton sempat maju pada pemilihan presiden Amerika Serikat pada 2016 lalu, bersaing dengan Donald Trump. Sempat beberapa saat menghilang, baru-baru ini Hillary menampakkan diri di hadapan publik.
Hillary menerima penghargaan Radcliffe Medal di Harvard University, Jumat (25/5) waktu setempat. Setelah menerima penghargaan, ia berkesempatan memberikan sambutan. Tak cuma itu, Hillary bahkan mendapat pertanyaan nan menggelitik.
Adalah Jaksa Agung Maura Healey, yang juga seorang simpatisan partai Demokrat dari Massachusetts, yang melontarkan pertanyaan kepada Hillary.
“Anda ingin berkarier di perusahaan. Kira-kira, perusahaan apa yang ingin Anda duduki sebagai CEO?,” tanya Healey.
Tanpa disangka, Hillary menjawab ingin menjadi CEO di Facebook. Dengan kata lain, Hilarry ingin melengserkan Mark Zuckerberg dari kursi pimpinan perusahaan media sosial terbesar di dunia itu.
Lalu, apa alasan Hillary memilih Facebook?
“Facebook merupakan platform berita terbesar di dunia. Kebanyakan orang di Amerika Serikat mendapatkan berita dari sana. Mereka tak peduli, berita di Facebook benar atau tidak,” jelas Hillary seolah menyindir Zuckerberg, seperti dilansir CNET.
Hillary lantas menyatakan, Facebook sekarang sedang berupaya mengatasi beberapa konsekuensi tak terduga dari model bisnis yang dijalankan. Menurutnya, hal tersebut penting bagi demokrasi di mana masyarakat harus mendapatkan berita akurat.
Baca juga: Data 50 Juta Pengguna Facebook untuk Menangkan Trump
Hubungan antara Hillary dengan Facebook memang bisa dikatakan kurang harmonis. Pasalnya, Facebook teledor menyerahkan data jutaan pengguna demi kampanye sang rival Hillary, yakni Trump. Facebook bahkan tak sadar telah diintervensi Rusia.
Seperti diketahui, intervensi Rusia terhadap Facebook bertujuan utama menggiring pemilih di Amerika Serikat untuk memilih Trump ketimbang Hillary. Rusia menebar propaganda nirakurasi kepada para pengguna Facebook di negara Paman Sam. [SN/HBS]
Sumber: Cnet