Telset.id, Jakarta – Biasanya, kehidupan sehari-hari remaja diisi dengan aktifitas dan tugas di sekolah yang sangat padat, atau menghabiskan waktu bermain atau nongkrong bersama teman-teman. Namun, tidak demikian bagi Emma Yang, remaja 14 tahun yang menciptakan sendiri aplikasi ponsel untuk pasien Alzheimer.
Gadis kelahiran Hong Kong ini berhasil menciptakan aplikasi di ponselnya sendiri untuk pasien Alzheimer. Prestasinya ini telah membuat bos Microsoft, Bill Gates dan wakil ketua eksekutif Alibaba Group Holding Joseph Tsai, terkesan.
Yang menghabiskan waktu sekitar dua tahun untuk mengembangkan aplikasi Timeless. Dia menggunakan sistem pengenalan wajah yang didukung oleh kecerdasan buatan, dari Kairos yang berbasis di Miami, untuk membantu pasien Alzheimer mengidentifikasi orang dalam foto dan mengingat siapa mereka.
Dengan aplikasi ini, foto dapat dikelompokkan berdasarkan individu dan juga menyediakan buku telepon berbasis gambar. Dengan fitur ini, memungkinkan pengguna mengetuk foto untuk menelepon atau mengirim pesan teks ke seseorang.
“Apa yang benar-benar memotivasi saya untuk (bekerja dengan Timeless) adalah melihat banyak orang bereaksi terhadapnya. Mereka mengatakan, akan merasa sangat senang memiliki ini untuk anggota keluarga mereka sendiri (yang menderita Alzheimer),” kata Yang.
Yang merupakan salah satu dari sekian banyak remaja yang telah mempelajari pengkodean perangkat lunak dan menjadi wirausaha di usia muda. Di Hong Kong, banyak siswa yang diarahkan ke pendidikan STEM (sains, teknologi, teknik dan matematika) untuk membantu menumbuhkan budaya inovasi dalam kota.
{Baca juga: Aplikasi Ini Bisa Bantu Tuna Netra ‘Melihat’}
Yang terinspirasi untuk mengembangkan aplikasi yang membantu pasien Alzheimer terhubung dengan orang yang mereka cintai, ketika ia masih berusia 12 tahun. Pada saat itu, neneknya menderita penyakit neurodegeneratif kronis, dan mulai melupakan berbagai hal, misalnya apa yang dia makan dan tanggal ulang tahun Yang.
“Saya ingin menciptakan sesuatu untuk membantu orang-orang seperti nenek saya, agar tetap terhubung dengan keluarganya,” kata Yang.
“Saya mulai belajar coding ketika saya berusia sekitar enam tahun, dan kemudian mulai mengembangkan game dan situs web,” kata Yang.
Pengembang perangkat lunak ini juga pernah memenangkan kompetisi, di mana ia mengembangkan aplikasi untuk mengidentifikasi apakah cedera kepala bisa menjadi gegar otak. Sejak itu, membuatnya sadar dampak teknologi terhadap kehidupan manusia.
“Saya pikir, kalau begitu, jika saya tahu cara membuat kode, saya juga harus memiliki kemampuan untuk membantu orang,” katanya.
Ayah Yang, yang bekerja di industri teknologi, adalah orang yang memperkenalkannya pada komputer dan Scratch, program pemrograman visual berbasis blok untuk anak-anak.
Namun, kehidupan Yang sebagai pengembang dan wirausaha perangkat lunak muda bukan tanpa tantangan yang berat. Dia mencontohkan, bagaimana ketika pemodal ventura tidak menganggap serius pekerjaannya.
Beberapa dari orang-orang ini, bahkan menyarankan agar dia memamerkan proyeknya di pameran sains atau memamerkannya di internet dan melihat bagaimana hasilnya.
Namun, ia tidak putus asa begitu saja. Dia memulai kampanye crowdfunding Indiegogo pada Maret, tahun lalu untuk mendukung proyek aplikasinya. Upayanya membuahkan hasil, dia berhasil mengumpulkan lebih dari US$ 10.000.
“Saya pikir ketekunan sangat penting. Jangan pernah biarkan orang lain mengatakan bahwa kamu seharusnya tidak berada di bidang yang paling kamu inginkan,” kata Yang.
Baca juga: Anti Meledak, Peneliti Ciptakan Baterai dari Air
Saat ini, Yang bekerja dengan tim internasional yang mencakup desainer di California dan pengembang yang berbasis di Cologne, Jerman. Kepala kantor perusahaan teknologi Kairos, start-up AI yang teknologinya digunakan dalam aplikasi Timeless, sekarang menjadi penasihat Yang.
Dia mengatakan, kepada para pengusaha muda agar percaya pada diri mereka sendiri, karena remaja hari ini akan menjadi pemimpin di masa depan.
“Teknologi telah memberdayakan anak-anak dari semua lapisan masyarakat untuk mewujudkan ide-ide mereka. Beri tahu orang-orang tentang ide anda dan cari tahu siapa yang dapat mendukungnya, pada akhirnya anda akan menemukan orang-orang itu,” katanya. [BA/HBS]
Sumber: SCMP