Telset.id, Jakarta – Saat ini, banyak orangtua yang mengeluh tidak bisa lagi mengikuti materi pelajaran anaknya di sekolah, dalam upayanya untuk memberikan bimbingan tambahan saat anak berada di rumah.
Masalah yang dihadapi para orangtua ini terutama untuk anak-anak yang sudah kelas 4 ke atas. Banyak orang tua yang mengatakan bahwa justru lebih gampang membimbing anak belajar dengan materi pelajaran anak ‘zaman old’.
“Sudah sulit, kita sebagai orangtua, sudah tidak bisa mengajari lagi. Dulu kayanya lebih mudah dibandingkan sekarang,” ujar ibu Sigit, orang tua dari Sandi yang kini duduk di kelas 6 SD di salah satu sekolah di Bekasi.
Baca juga: Membudayakan Teknologi Lewat Edutech
Padahal, Ibu Sigit seperti juga para orangtua lainnya, sangat menginginkan anak mereka dapat berprestasi di sekolah, dan memperoleh nilai yang baik.
Untuk itu, Ibu Sigit pun mendaftarkan anaknya di sebuah lembaga bimbingan belajar yang dekat rumahnya. Harapannya, tentu anaknya menjadi lebih berprestasi.
Namun, biaya bimbingan belajar ternyata tidak murah. Untuk satu semester saja, yang paling ringan mulai dari Rp 2 juta. Itu untuk kelas regular. Untuk kelas dengan siswa yang terbatas, sekitar 6 orang saja ada yang mencapai Rp 28 juta.
Baca juga: Google Ajari Anak Lebih Cerdas Pakai Internet Lewat Game
Bahkan untuk kelas yang lebih tinggi lagi, misalnya untuk masuk ke perguruan tinggi ada yang menawarkan sampai Rp 40 jutaan, disertai dengan keharusan untuk menginap, sambil diiming-iming bergaransi bisa masuk Perguruan Tinggi Nasional atau PTN.
Dengan biaya bimbingan yang tinggi itu, tentu tidak semua orangtua mampu membiayai anaknya untuk masuk ke bimbingan belajar. Belum lagi, sudah bayar mahal, ternyata hasilnya tidak memuaskan.
Ikut bimbingan belajar merupakan salah satu solusi meningkatkan pencapaian nilai. Namun, sebelumnya orangtua juga harus memahami bahwa karakter anak itu berbeda-beda dalam menyerap pelajaran. Sehingga, untuk belajar dengan menyenangkan, tentu juga harus menggunakan metode yang tepat juga.
Ada beberapa point penting yang perlu diperhatikan bagi para orangtua maupun siswa untuk memilih solusi pendidikan berbasis teknologi ini agar dapat memberikan dampak yang positif bagi putra-putrinya. Terutama untuk dapat meningkatkan nilai siswa di sekolah.
“Yang perlu diperhatikan adalah memahami bahwa siswa atau anak-anak ini memiliki karakter masing-masing dalam belajar. Sehingga proses belajar jadi lebih menyenangkan dan materi pembelajaran jadi lebih mudah untuk dipahami, ” ujar Fernando Uffie, pemerhati edutech di Indonesia.
Uffie menjelaskan bahwa secara general, karakter siswa ini terbagi tiga bagian. Pertama adalah Auditory, dimana anak lebih suka atau lebih mudah paham jika materi belajar disampaikan lewat audio.
Baca juga: Ilham Habibie: Smartphone Bisa Jadi Sarana Belajar Anak
Kedua, Visual, dimana siswa akan lebih cepat memahami materi pelajaran dengan melihat gambar atau video. Ketiga adalah Kinesthetic. Siswa akan lebih cepat memahami materi pelajaran sambil menyentuh dan bergerak.
Selain itu, yang perlu juga diperhatikan adalah apakah solusi tersebut sudah sesuai dengan kurikulum yang ada di Indonesia atau belum? Kesesuain solusi belajar digital dengan kurikulum penting agar apa yang dipelajari oleh anak in line dengan pelajaran yang ada di sekolahnya.
Apalagi, target untuk menggunakan solusi belajar digital ini adalah sebagai alternatif pendamping untuk lebih memahami materi pelajaran di sekolah dan diakhirnya nanti dapat memperoleh nilai yang lebih baik dari sebelumnya.
Satu lagi variable penting dalam memilih solusi belajar digital adalah kelengkapan dari materinya. Di mana, supaya tidak merepotkan setiap tahun nya, pilih solusi yang sudah menyiapkan semua level, mulai dari kelas satu sekolah dasar hingga kelas tiga SMA atau K12.
Nanti kalau kurikulum berubah bagaimana? Percuma dong? Tidak juga. Karena ini adalah solusi berbasis teknologi dan cloud, maka materi pelajaran dapat dengan mudah disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di Indonesia.
Baca juga: Ini Keuntungan dan Kerugian Belajar Lewat Smartphone
Tak kalah pentingnya adalah bagaimana solusi belajar digital mampu melibatkan orangtua siswa, guru, maupun pihak sekolah dalam proses pembelajaran anak, tanpa menegasikan fungsi masing-masing.
Bagi guru dan sekolah, solusi ini adalah alat bantu dalam proses belajar mengajar. Sementara bagi orangtua siswa, solusi belajar digital memungkinkan mereka untuk memantau perkembangan belajar anak, kapan dan dimanapun. [HBS]