Bot OpenAI Taklukkan Para ‘Master’ Dota 2

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Salah satu jawara dunia game Dota 2, Danil Ishutin, harus mengakui kehebatan dari Artificial Intelligence (AI) ketika keduanya berduel. Ironisnya, pemain yang lebih dikenal dengan nama “Dendi” itu berhasil dikalahkan dengan mudah oleh bot yang diciptakan OpenAI.

Dalam pertandingan 1-on-1 dengan aturan siapapun yang berhasil dua kali membunuh lawannya yang akan menjadi pemenang itu, Dendi sudah merasa dirinya “kalah telak” oleh AI karena selama permainan.

Di game pertama, bot dengan mudah mendominasi permainan. Bahkan ia sudah mencetak first blood dalam waktu yang singkat karena Dendi seperti bingung dan sulit untuk mengimbangi permainan dari bot OpenAI sehingga akhirnya Dendi menyerah di pertarungan kedua dan menjadikan AI sebagai pemenangnya.

[Baca juga: Artificial Intelligence, Makhluk Apakah itu?]

Kekalahan Danil Ishutin sendiri membuat kekuatan dari sistem buatan OpenAI ini semakin terlihat karena sebelumnya bot tersebut sudah mengalahkan dua pemain top Dota 2, yakni Artour “Arteezy” Babaev dan Syed “Suma1L” Hassan.

Kemenangan telak dari pemain top dunia Dota 2 menjadi kebanggaan tersendiri bagi OpenAI karena mereka sedang berusaha menciptakan sebuah AI yang bisa berguna bagi kehidupan manusia ke depannya.

“Apa yang kami bangun di sini adalah sisitem pembelajaran umum, yang masih terbatas dalam beberapa cara, tapi masih cukup mampu untuk mengalahkan pemain profesional terbaik di Dota,” kata Greg Brockman, co-founder dan CTO dari OpenAI.

[Baca juga: Robot ini Bisa Pecahkan Kode Berankas Dalam Hitungan Menit]

Hebatnya, bot ini hanya butuh pelatihan selama dua minggu saja, sebelum melawan dirinya sendiri dengan berbagai variabel untuk bisa melawan pemain terbaik dari Dota 2.

“Kami melatihnya dengan hanya bermain melawan dirinya sendiri. Jadi kami tidak mengatur strategi apa pun, kami juga tak menyuruhnya belajar dari manusia, hanya sejak awal ia terus bermain melawan dirinya sendiri,” ujar Jakub Pahocki, peneliti di OpenAI.

“Ia mulai dari sesuatu yang benar-benar acak, lalu terus mendapat sedikit perbaikan sampai akhirnya ada di level pro,” sambungnya. (FHP/HBS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI