Apple Digugat Karena Tunda Peluncuran Fitur Siri Canggih: Apa yang Salah?

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Apple, raksasa teknologi yang dikenal dengan inovasinya, kini tengah menghadapi gugatan hukum akibat penundaan peluncuran fitur Siri Apple Intelligence. Fitur ini sebelumnya dipromosikan sebagai salah satu keunggulan utama dalam peluncuran iPhone 16 series dan iOS 18. Namun, kenyataannya, fitur tersebut belum tersedia, memicu tudingan iklan palsu dan persaingan tidak sehat.

Promosi Besar-Besaran, Realisasi Minim

Apple Intelligence, yang dijanjikan sebagai lompatan besar dalam kecerdasan buatan (AI), sempat menjadi sorotan utama dalam kampanye pemasaran Apple. Iklan-iklan yang membanjiri internet dan televisi menampilkan fitur-fitur canggih seperti Image Playground, Genmoji, dan Siri dengan kemampuan memahami konteks pribadi pengguna. Namun, menurut gugatan yang diajukan, fitur-fitur tersebut ternyata tidak sesuai dengan ekspektasi yang dibangun.

“Berlawanan dengan klaim tergugat tentang kemampuan AI yang canggih, produk ini menawarkan versi Apple Intelligence yang sangat terbatas atau sama sekali tidak ada, sehingga menyesatkan konsumen tentang kegunaan dan kinerja yang sebenarnya,” tulis gugatan tersebut, seperti dikutip dari TechCrunch.

Kekecewaan Konsumen dan Tudingan Iklan Palsu

Pengacara penggugat menegaskan bahwa Apple sengaja mempromosikan produknya dengan kemampuan AI yang dilebih-lebihkan. Hal ini membuat konsumen percaya bahwa mereka membeli perangkat dengan fitur-fitur transformatif yang sebenarnya tidak ada atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya. “Lebih buruk lagi, tergugat mempromosikan produknya berdasarkan kemampuan AI yang dilebih-lebihkan ini, yang menyebabkan konsumen percaya mereka membeli perangkat dengan fitur yang tidak ada atau secara material salah digambarkan,” lanjut gugatan tersebut.

Setelah mengumumkan penundaan fitur Siri Apple Intelligence, Apple menarik iklan yang mempromosikan fitur ini dari YouTube. Mereka juga menambahkan keterangan tambahan di situs web resminya tentang ketersediaan fitur tersebut. Namun, pihak penggugat menuding Apple gagal menarik semua pernyataan palsu yang telah beredar sejak musim panas 2024.

Dampak pada Reputasi dan Kepercayaan Konsumen

Gugatan ini tidak hanya menuntut ganti rugi bagi konsumen yang merasa dirugikan, tetapi juga mengangkat isu lebih besar tentang etika pemasaran dalam industri teknologi. Apple, yang selama ini dikenal dengan standar tinggi dalam inovasi dan kualitas produk, kini dihadapkan pada tantangan untuk mempertahankan kepercayaan konsumen.

Promosi fitur Apple Intelligence yang masif sempat menciptakan kehebohan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Apple berhasil menarik perhatian konsumen untuk melakukan upgrade ke iPhone baru dengan harga premium. Namun, penundaan ini justru menimbulkan kekecewaan dan pertanyaan tentang integritas perusahaan.

Gugatan ini diajukan pada Rabu, 19 Maret 2025, di U.S. District Court di San Jose, California. Penggugat mencari status gugatan class action serta ganti rugi untuk konsumen yang membeli perangkat Apple yang mendukung Apple Intelligence.

Bagi Apple, ini bukan sekadar masalah hukum, tetapi juga ujian besar bagi reputasinya. Apakah perusahaan ini akan mampu memulihkan kepercayaan konsumen dan menghadirkan fitur-fitur yang dijanjikan? Atau justru akan menjadi bumerang yang merugikan posisinya di pasar teknologi global? Hanya waktu yang akan menjawab.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI