Telset.id, Jakarta – Para peneliti kini telah menemukan cara untuk mengubah ponsel Anda menjadi pendeteksi kebohongan. Bagaimana caranya?
Para ilmuwan di Universitas Kopenhagen, telah mengembangkan sebuah algoritma yang dapat mengidentifikasi kejujuran dan ketidakjujuran, dengan cara menganalisis bagaimana cara anda menggesek atau mengetuk smartphone.
Dilansir dari Cnet, interaksi yang tidak jujur membutuhkan waktu lebih lama dan membutuhkan lebih banyak gerakan tangan daripada yang jujur.
Algoritma bernama Veritaps ini akan menampilkan tanda centang hijau ketika pernyataan yang benar dimasukkan ke dalam smartphone dan mencatat informasi yang meragukan dengan tanda tanya merah. Eksperimental ini dicoba di ponsel Android dan belum tersedia untuk umum.
Aske Mottelson, seorang penulis sebuah kolom di koran, mengatakan kemampuan algoritma untuk mendeteksi kebohongan sebanding dengan poligraf. Namun, Aske mengatakan alogaritma ini memiliki batas dan tidak boleh digunakan di ruang sidang atau lingkungan yang berisiko tinggi lainnya.
Sejak lama, manusia telah terpesona dengan gagasan mendeteksi kebohongan dan telah menghabiskan waktu puluhan tahun untuk mencoba menciptakan perangkat yang dapat mengatakan kapan seseorang berbohong.
Hingga saat ini, Polygraph merupakan teknologi yang paling dekat dalam evaluasi kebenaran. Namun, keakurasiannya mendapat kritik dibuat pada tahun 1921.
Pada abad ke-21, beberapa teknologi telah mencoba menawarkan solusi yang semuanya bergantung pada tingkat tertentu pada respons tubuh terhadap kebohongan. Converus, sebuah startup, telah membuat tes yang menganalisis kebenaran dengan cara mengukur perubahan halus di mata seseorang, seperti pelebaran pupil dan tingkat berkedip.
Keakuratan sistem EyeDetect ini mencapai sekitar 86 persen. Namun, teknologi ini tidak dimaksudkan untuk mengganti poligraf, melainkan berfungsi sebagai alat pendeteksi kebohongan lain.
Sementara itu, perusahan bernama NuraLogix yang berbasis di Toronto memanfaatkan kamera video konvensional yang terpasang di ponsel atau laptop untuk menangkap perubahan aliran darah di wajah seseorang.
Teknologi, yang disebut Transdermal Optical Imaging ini menerapkan algoritma yang dapat mendeteksi hal lain seperti denyut jantung dan tekanan darah.
Baca juga: Hebat, Headset Bikinan Mahasiswa Ini Bisa Baca Pikiran
“Orang tidak dapat mengendalikan respons fisiologis ini, sehingga membuat lebih mudah untuk menyimpulkan kapan ketika mereka berbohong,” kata Kepala Bidang Sains Kang Lee.
Bagaimana smartphone dapat menunjukan ketika anda berbohong?
Para peneliti di balik Veritaps melakukan tiga penelitian untuk mengukur bagaimana ketidakjujuran memengaruhi interaksi pengguna dengan perangkat seluler. Apa yang mereka temukan adalah bahwa pembohong selalu berhenti sejenak sebelum menjawab.
Dalam sebuah penelitian, peserta diminta untuk berbohong atau mengatakan kebenaran tentang warna yang ditampilkan di layar ponsel mereka. Para pembohong membutuhkan waktu lebih lama untuk merespons.
Dalam tes lain, seseorang menerima uang dan diberitahu untuk membaginya dengan orang kedua. Ketika diberi opsi untuk berbohong tentang jumlah yang diterima, orang yang berbohong biasanya membutuhkan lebih banyak waktu sebelum menyebutkan jumlah yang diberikan.
Dalam studi terakhir, para peserta diminta memainkan permainan dadu seluler. Pemain tidak diminta untuk berbohong tetapi diberi hadiah berdasarkan skor yang dilaporkan. Pemain yang tidak jujur menggunakan lebih banyak gerakan tangan daripada pemain yang jujur.
Baca juga: Di Tangan Ilmuwan, Ponsel Bisa jadi Mikroskop
Alogaritma Veritaps dapat diaplikasikan untuk pengembalian pajak, klaim asuransi, dan pasar online. Misalnya, alogaritma ini digunakan untuk mengevaluasi kemungkinan bahwa deskripsi kondisi mobil dalam sebuah iklan penjualan mobil,atau untuk menandai laporan pajak palsu dan klaim asuransi.
Para peneliti mengatakan, Veritaps juga dapat membantu peningkatan diri. Misalnya memberitahu pengguna ketika mereka berbohong kepada diri mereka sendiri. Contohnya ketika tentang melewatkan janji dengan pelatih pribadi mereka.
Namun, seperti teknologi lainnya, Veritaps juga memiliki dampak negatif. Veritaps dapat menyebabkan perpecahan antara teman-teman, menjadikan mereka menjadi saling curiga.
Sumber :
cnet.com