Akon Bangun Kota Kripto Futuristik di Senegal, Seperti Apa?

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Melalui akun media sosialnya, penyanyi Akon baru-baru ini mengaku sedang membangun sebuah kota masa depan di Afrika. Dipanggil Akon City, kota kripto futuristik ini bertempat di Senegal.

Akon City, yang disahkan oleh perusahaan pariwisata SAPCO milik pemerintah Senegal, akan menjadi Kota Kripto yang dibangun di atas lahan seluas 2.000 hektare. Mata uang yang bakal berlaku disini adalah AKoin.

Menurut laporan New York Post, seperti dikutip Telset.id, Kamis (16/1/2020), Akon City berjarak cukup dekat dengan Dakar, ibukota Senegal. Cuma lima menit berkendara menggunakan roda empat.

{Baca juga: Hotel Futuristik Alibaba Gunakan Robot Layani Tamu}

Kota kripto futuristik ini bakal menjadi tujuan ekowisata global. Kementerian pariwisata Senegal mengatakan, Akon ingin membangun desa ekowisata berkelanjutan untuk mengampanyekan tentang kepedulian lingkungan.

Akon City akan sepenuhnya menggunakan energi terbarukan melalui proyek tenaga surya Akon Lighting Africa. “Meski seorang seniman, Akon adalah investor yang percaya kepada Afrika,” kata kementerian.

Akon menyampaikan, proyek Akon City bertujuan untuk mengamankan tanah dan menutup semua dokumen legislasi kota. “Kami ingin menjadikannya zona bebas,” tegas Akon, yang bernama asli Aliaune Thiam.

Jika proyek tersebut berhasil, ia akan menyasar semua negara di Afrika sehingga semua kota bisa terhubung. Upaya itu akan menjadi proyek jangka panjang dengan waktu 50 tahun hingga 100 tahun.

{Baca juga: Wow! UEA Bangun Kota Futuristik Senilai Rp 5 Triliun}

Sebelumnya, proyek kota futuristik lain juga telah direncanakan untuk dibangun di Uni Emirat Arab (UEA). Kota senilai hampir Rp 5 triliun ini nantinya akan dilengkapi dengan mobil-mobil tanpa pengemudi, rumah-rumah kaca dan villa-villa yang menggunakan energi matahari.

Di abad ke-20, Uni Emirat Arab terkenal sebagai salah satu negara terbesar penghasil minyak. Meski dikenal memiliki kota super modern yang tertata rapih, namun UEA termasuk salah satu negara penghasil gas rumah kaca terbesar di dunia.

Tetapi dalam dua dekade terakhir, pemerintah UEA telah berupaya lepas dari ketergantungannya terhadap bahan bakar hasil bumi, dan beralih ke tenaga yang lebih ramah lingkungan. [SN/IF]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini


ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI