Sebuah penemuan terbaru oleh tim ahli geofisika mengungkap bahwa air bukan hanya ada di Mars dalam bentuk es di kutubnya atau uap di atmosfernya, tetapi juga dalam bentuk cair yang tersimpan jauh di dalam kerak luar planet tersebut. Temuan ini didasarkan pada analisis data yang diperoleh dari NASA’s Mars Insight Lander, yang memantau gerakan tanah Mars selama empat tahun terakhir melalui seismometer. Data ini menunjukkan bahwa kerak tengah Mars mengandung batuan beku yang retak dan jenuh dengan air cair.
Profesor Michael Manga dari University of California, Berkeley, salah satu ilmuwan yang terlibat dalam studi ini, menjelaskan kepada BBC bahwa timnya menggunakan teknik yang sama dengan yang digunakan untuk mencari air di Bumi atau mengeksplorasi minyak dan gas. “Temuan kami bisa menjawab pertanyaan tentang kemana perginya semua air di Mars,” ungkap Manga, mengingatkan bahwa sekitar tiga miliar tahun lalu, Mars memiliki danau dan sungai yang menunjukkan keberadaan air dalam jumlah besar. Meskipun ada teori yang mengatakan bahwa sebagian besar air tersebut hilang ke luar angkasa, penelitian terbaru ini menantang pandangan tersebut, mengindikasikan bahwa sebagian besar air masih terperangkap di kerak planet Mars.
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal PNAS ini hanya mampu menganalisis data kecepatan seismik dari wilayah di bawah pendarat Mars Insight. Namun, para ilmuwan percaya bahwa terdapat reservoir air cair yang serupa di seluruh permukaan Mars. Mereka memperkirakan bahwa jumlah air cair di bawah permukaan Mars cukup untuk membentuk lapisan setebal setengah mil di seluruh planet ini.
Penemuan ini, seperti yang dilaporkan oleh BBC, memberikan kabar baik bagi badan antariksa dan perusahaan swasta yang memiliki tujuan untuk mengunjungi atau bahkan membentuk koloni manusia di Mars. Namun, mencapai reservoir air tersebut bukanlah hal yang mudah. Air tersebut berada pada kedalaman sekitar 7 hingga 12,5 mil di bawah permukaan Mars, yang akan menjadi tantangan besar bahkan jika dilakukan di Bumi. Profesor Manga menambahkan, “Mengebor lubang sedalam 10 kilometer di Mars — bahkan untuk [Elon] Musk — akan sangat sulit.” Dia juga menekankan bahwa “tanpa air cair, kehidupan tidak bisa ada.”
Penelitian ini memberikan wawasan baru yang sangat penting dalam eksplorasi Mars, sekaligus menambah kompleksitas dalam persiapan misi manusia ke planet merah. Dengan keberadaan air cair yang terdeteksi jauh di bawah permukaan Mars, pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana cara mengaksesnya, serta apa implikasi temuan ini terhadap kemungkinan keberadaan kehidupan di Mars dan eksplorasi lebih lanjut oleh umat manusia.