Ahli Saraf Siap Program Ulang Otak Manusia untuk Membenci Gula

Telset.id, Jakarta – Para penderita Diabetes, dan orang-orang yang berharap bisa diet serta menguruskan badan, mungkin akan sangat perlu untuk membenci yang namanya gula. Betapa tidak, komoditi utama yang juga menjadi sumber tenaga bagi manusia ini memang tak bisa dibilang teman terbaik bagi manusia, apalagi jika dikonsumsi secara berlebihan. Nah, tapi masalahnya sekarang, apa mungkin menghindari gula, apalagi membencinya?

Well, sebuah penelitian yang dilakukan Columbia University’s Zuckerman Institute membuktikan bahwa hal itu bisa saja terjadi. Bagaimana caranya, dengan memprogram kembali otak manusia. Menyukai rasa pahit, dan membenci yang sebaliknya, alias manis.

Seperti dilaporkan Digitaltrends, para peneliti Columbia University telah mengidentifikasi dua wilayah otak yang merespon rasa manis dan pahit, dan memodifikasi area ini pada tikus untuk memprovokasi reaksi yang berbeda. Dalam penelitian mereka, mereka mampu membuat tikus menanggapi air biasa seolah-olah gula, membuat rasa pahit menjadi rasa yang menarik, dan mengubah rasa manis menjadi pengalaman negatif.

“Penelitian kami saat ini bertujuan untuk menguraikan bagaimana identitas dan valensi rasa manis dan pahit diproses di insula cortex dan amygdala,” kata Dr. Li Wang, seorang ilmuwan penelitian postdoctoral di Zuker Lab dan penulis pertama paper tersebut.

“Dengan alat penjaluran viral, kami memberi label neuron kortikal manis dan pahit ini dalam warna hijau dan merah, dan memetakan proyeksi mereka di seluruh otak menggunakan salah satu teknik pembersihan dan pencitraan seluruh otak terbaru. Sangat menarik untuk menemukan bahwa neuron manis dan pahit secara terpisah diproyeksikan ke dua subregion yang berbeda dari amygdala, struktur otak yang penting untuk menilai dan menetapkan nilai stimulus indrawi. Dengan mengaktifkan atau menonaktifkan sirkuit cortico-amygdalar ini, [mungkin] untuk mengubah valensi rasa atau secara manual menetapkan valensi baru.”

Valensi dalam arti psikologis ini sendiri mengacu pada daya tarik yang melekat atau keengganan dari kualitas rasa tertentu. Itu berarti bahwa suatu hari nanti mungkin untuk menggunakan penelitian ini untuk mengubah komponen emosional dari memakan makanan tertentu. Ini juga sangat mungkin untuk digunakan dalam membantu orang dengan berbagai gangguan makan.

“Melihat dari pandangan jangka panjang, ini [mungkin] membantu mengatasi masalah obesitas, jika kita bisa memiliki cara untuk mengubah preferensi manusia terhadap gula,” kata Wang.

Ia juga menambahkan, bahwa di masa depan bukannya tidak mungkin memperluas penelitian ke struktur otak lain dan bertujuan untuk menguraikan bagaimana daerah-daerah ini mendorong aspek-aspek berbeda dari respons perilaku rasa.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKAIT

REKOMENDASI
ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI