YouTube Kaji Serangan Tombol Dislike karena YouTube Rewind?

Telset.id, Jakarta Youtube mulai mengkaji ulang soal tombol dislike yang ada di platform mereka. Direktur Manajemen Produk Youtube, Tom Leung mengungkapkan bahwa pihaknya sedang mendiskusikan eksperimen yang dapat mencegah serangan tombol dislike, sebagai buntut dari konten video ‘YouTube Rewind’.

Dilansir Telset.id dari Engadget pada Senin (04/02/2019), pihak Youtube sadar akan potensi penyalahgunaan tombol dislike dan mulai mengambil langkah untuk membuat orang hati-hati menekan tombol tersebut.

Walaupun masih wacana, tetapi ada beberapa opsi yang coba dikembangkan oleh Youtube terkait tombol dislike seperti mematikan jumlah secara default, meminta penjelasan atas ketidaksukaan konten video, menghapus jumlah dislike sampai wacana untuk menghapus tombol dislike di konten video.

Dalam video yang diunggah di Youtube, Leung  mengakui bahwa banyak dari pendekatan ini memiliki kelemahan. Misalnya, meminta penjelasan akan membuat orang menjadi kebingungan dan menghilangkan ketidaksukaan akan dianggap ekstrem dan tidak demokratis.

Direktur Leung menambahkan bahwa YouTube mungkin meneruskan reformasi ini. Dia akan mempresentasikan diskusi pada tahap awal dengan tepat untuk mendorong umpan balik dari konten kreator yang mungkin memiliki solusi yang lebih efektif.

{Baca juga: YouTube Music Hadir di Speaker Sonos}

Memang pihak YouTube memiliki minat untuk mengatasi serangan tombol dislike, khususnya usai konten YouTube Rewind 2018 yang mencatat rekor sebagai video dengan jumlah dislike terbanyak.

Video tersebut menggeser rekor video clip dari Justin Bieber yang berjudul “Baby” yang sebelumnya berada di urutan teratas dalam jumlah dislike.

Menurut pantauan Tim Telset.id pada Senin (04/02/2019) video yang berjudul “Youtube Rewind 2018: Everyone Controls Rewind” sudah mendapat jumlah dislike 15 juta. Angka ini jauh dari jumlah like yang mereka dapat yaitu sekitar 2,5 juta.

Selain itu masalah serangan tombol dislike juga berdampak pada youtuber secara keseluruhan. Pasalnya gelombang tombol dislike dapat mengurangi jumlah rekomendasi dan membatasi potensi pemirsa video.

Pihak Youtube memang terus mencari inovasi khususnya menanggapi berbagai isu yang ada di platform mereka. Misalnya saat mulai muncul video Bird Box Challenge.

{Baca juga: YouTube Larang Video Prank Bird Box Challenge dkk}

Menanggapi banyaknya konten berbahaya yang sering ditemukan di platfom, YouTube pun akhirnya memperbarui kebijakannya. Isi dari kebijakan itu antara lain melarang tantangan atau video prank yang membahayakan.

Candaan membahayakan yang dilarang dalam kebijakan baru YouTube adalah yang mengakibatkan cedera fisik. Layanan streaming video milik Google ini tak mau lagi konten yang memuat aktivitas berbau kekerasan hadir di platform-nya.

“YouTube memang tempat bagi tantangan dan candaan yang disukai. Namun begitu, kami harus memastikan bahwa kelucuan yang tersaji tidak melewati batas sehingga berubah menjadi adegan berbahaya,” kata pihak YouTube.

Sumber: Engadget

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKAIT

REKOMENDASI
ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI