Xiaomi Ubah Strategi, Rilis Lebih Sedikit Smartphone Mulai 2025

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id – Xiaomi secara resmi mengubah strategi bisnis smartphone dengan memangkas jumlah model baru yang dirilis setiap tahun. Perubahan fundamental ini menandai titik balik dari pendekatan lama perusahaan yang dikenal agresif meluncurkan puluhan varian ponsel melalui berbagai lini seperti Xiaomi, Redmi, Poco, dan Civi.

Keputusan strategis ini diambil berdasarkan laporan keuangan kuartal II-2025 yang menunjukkan smartphone bukan lagi mesin utama pertumbuhan Xiaomi. Meski pasar ponsel global menunjukkan tanda-tanda pemulihan dengan pertumbuhan pengiriman 4 persen menurut Counterpoint, pendapatan segmen smartphone Xiaomi justru turun 2 persen secara tahunan.

Pendiri dan CEO Xiaomi Lei Jun menjelaskan bahwa strategi baru perusahaan bertumpu pada konsep Human-Car-Home, di mana smartphone berfungsi sebagai pusat penghubung antara mobil listrik, perangkat rumah pintar, dan layanan berbasis AI. “Dengan ekosistem yang makin terintegrasi, nilai produk tidak lagi hanya dinilai dari spesifikasi atau harga, melainkan dari pengalaman software dan konsistensi ekosistem,” jelas Lei Jun seperti dikutip GizmoChina.

Fokus pada Empat Pilar Utama

Xiaomi kini mengarahkan bisnisnya pada empat pilar utama: siklus pembaruan software yang lebih panjang, platform software global yang seragam, perangkat keras yang lebih tahan lama, serta integrasi ekosistem yang lebih dalam. Sebagai implementasinya, seri Xiaomi 15 dan Redmi Note 14 dijanjikan menerima empat tahun pembaruan sistem operasi dan enam tahun patch keamanan, menyamai kebijakan pembaruan Samsung dan Apple.

Transisi dari MIUI ke HyperOS menjadi pendorong utama pengurangan fragmentasi produk. HyperOS diposisikan sebagai fondasi global agar pembaruan lebih cepat, konsisten, dan mudah dipelihara. Pendekatan ini secara otomatis mengurangi jumlah ponsel baru yang dirilis setiap tahun sekaligus meningkatkan kualitas, konsistensi, dan pengalaman pengguna.

Pertumbuhan dari Segmen Lain

Data keuangan kuartal II-2025 mengungkapkan pertumbuhan pesat dari lini bisnis non-smartphone Xiaomi. Segmen AIoT melonjak 44,7 persen hingga menghasilkan pendapatan 38,7 miliar yuan (sekitar Rp 86,6 triliun), sementara bisnis kendaraan listrik (EV) mencapai revenue lebih dari 20 miliar yuan (sekitar Rp 44,7 triliun).

Tingginya permintaan terhadap model SU7 dan YU7 menjadi pendorong utama pertumbuhan bisnis EV Xiaomi. Ekspansi ke segmen kendaraan listrik menunjukkan komitmen perusahaan dalam membangun ekosistem terintegrasi yang melampaui perangkat mobile.

Di tengah perubahan strategi global ini, Xiaomi justru berhasil menguasai pasar smartphone Indonesia di kuartal I 2025. Pencapaian ini kontras dengan performa perusahaan di India, dimana pengiriman ponsel Xiaomi anjlok 42 persen pada awal 2025, membuatnya turun dari posisi pertama ke posisi keenam.

Kompleksitas menjaga dukungan jangka panjang untuk puluhan model dengan varian berbeda di berbagai negara menjadi salah satu pertimbangan utama pengurangan jumlah model. Dengan strategi baru, Xiaomi berharap bisa lebih kompetitif di segmen premium sekaligus memperkuat ekosistem yang menjadi fokus bisnisnya dalam satu dekade ke depan.

Perubahan strategi Xiaomi ini sejalan dengan tren industri teknologi yang mulai bergeser dari ketergantungan pada hardware semata. Seperti yang terjadi pada Sony yang memisahkan bisnis semikonduktor, perusahaan teknologi global semakin fokus pada spesialisasi dan integrasi ekosistem untuk menciptakan nilai tambah yang berkelanjutan.

TINGGALKAN KOMENTAR
Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI