Xiaomi dan Lenovo Melonjak di Peringkat AI China, JD.com Tersungkur

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id – Persaingan ketat di dunia kecerdasan buatan (AI) China semakin memanas. Hasil riset terbaru IMD China Company Transformation Indicator (CCTI) 2025 menunjukkan, Xiaomi dan Lenovo berhasil mencatatkan lompatan signifikan berkat inovasi AI mereka. Sementara itu, JD.com justru mengalami penurunan drastis akibat tekanan persaingan.

Laporan IMD, lembaga riset ternama di Shenzhen, mengungkapkan bahwa transformasi digital berbasis AI menjadi kunci kesuksesan perusahaan-perusahaan China. Di tengah tantangan geopolitik dan fluktuasi pasar, adaptasi teknologi menjadi penentu siapa yang bertahan—dan siapa yang tertinggal.

Berikut analisis mendalam dari pergerakan perusahaan-perusahaan teknologi China di panggung AI global, serta strategi di balik kesuksesan dan kegagalan mereka.

Xiaomi: Dari Smartphone ke EV, Semua Didorong AI

Xiaomi tercatat sebagai salah satu pendatang paling spektakuler dalam daftar CCTI 2025. Perusahaan yang awalnya dikenal sebagai produsen smartphone ini berhasil melesat dari peringkat 15 ke posisi 5, berkat strategi diversifikasi dan investasi besar-besaran di sektor AI.

Tak hanya mengandalkan ekosistem IoT terbesar di dunia, Xiaomi juga membuat terobosan dengan meluncurkan kendaraan listrik (EV). Bisnis EV mereka sukses meraup pendapatan RMB 9,7 miliar di Q3 2024, dengan margin laba kotor mencapai 17,1%. “Ini bukti bahwa diversifikasi produk berbasis AI bisa menjadi senjata ampuh,” tulis laporan IMD.

Investasi penelitian dan pengembangan (R&D) Xiaomi juga patut diacungi jempol. Pada 2023, mereka menggelontorkan RMB 19,1 miliar untuk R&D—naik 19,2% dari tahun sebelumnya. Lebih dari 53% karyawan Xiaomi (sekitar 17.800 orang) fokus pada pengembangan AI, IoT, dan perangkat pintar.

Lenovo: Raja Baru Infrastruktur AI dan Cloud

Lenovo tak kalah mengesankan. Perusahaan ini melonjak enam peringkat, dari posisi 10 ke 4, berkat dominasinya di sektor komputasi AI dan infrastruktur cloud. “Permintaan akan komputasi berperforma tinggi yang didorong AI semakin meningkat, dan Lenovo berada di garis depan,” ungkap analis IMD.

Dengan solusi enterprise yang semakin matang, Lenovo berhasil memanfaatkan gelombang adopsi AI di kalangan korporat. Ini sejalan dengan tren global di mana China semakin agresif dalam persaingan AI.

Tencent dan Baidu: Bertahan di Puncak dengan Strategi Berbeda

Tencent berhasil mempertahankan tahta sebagai perusahaan nomor satu di CCTI 2025. Kunci suksesnya? Investasi R&D yang masif—naik dari RMB 61,4 miliar (2022) menjadi RMB 64 miliar (2023). Mereka fokus pada AI, cloud computing, dan komersialisasi fitur live streaming di WeChat.

Sementara itu, Baidu berhasil menyalip Alibaba dengan menduduki peringkat kedua. Keberhasilan ini tak lepas dari pengembangan ERNIE Bot (AI generatif), teknologi autonomous driving, dan solusi cloud. “Baidu membuktikan bahwa riset AI bukan sekadar tren, tapi kebutuhan,” tulis IMD.

JD.com: Korban Sengitnya Persaingan E-commerce

Di tengah kesuksesan banyak perusahaan, JD.com justru terjun bebas dari peringkat 2 ke 7. Penyebabnya beragam: persaingan ketat di sektor e-commerce, kenaikan biaya logistik, dan ketidakmampuan bersaing dengan platform ritel berbasis AI.

Analis menilai JD.com kurang gesit dalam beradaptasi dengan perubahan pasar. Sementara rival seperti Alibaba dan Pinduoduo semakin agresif memanfaatkan AI untuk personalisasi pengalaman belanja, JD.com terkesan stagnan.

Laporan IMD menyimpulkan, masa depan perusahaan China akan sangat ditentukan oleh kemampuan mereka berinovasi di bidang AI, cloud computing, dan layanan digital. Seperti kemajuan teknologi China di sektor pertahanan, dominasi di bidang AI juga akan menjadi pertarungan sengit yang penuh strategi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI