BARCELONA – Ajang pameran teknologi Mobile World Congress (MWC) 2015 yang digelar di Barcelona, Spanyol menyajikan sejumlah teknologi baru yang menarik. Salah satunya yang cukup menyita pengunjung adalah robot yang bisa dikendalikan dengan teknologi 5G.
Indonesia baru akhir tahun lalu mulai bisa merasakan jaringan 4G, itupun masih di beberapa daerah saja. Berbeda dengan Indonesia, di beberapa negara maju kini sudah mulai ancang-ancang menggelar teknologi generasi kelima alias 5G.
Salah satu negara yang sudah mulai mengembangkan teknologi 5G adalah Korea Selatan. SK telecom merupakan salah satu pihak yang mulai unjuk gigi memamerkan teknologi jaringan 5G yang mereka kembangkan.
Operator terbesar di Korsel ini menggandeng Samsung untuk mengembangkan teknologi 5G. Pada Oktober 2014 lalu, SK Telecom telah mengumumkan kesepakatan kerjasama untuk riset dan pengembangan teknologi jaringan nirkabel 5G dengan pihak Samsung.
Pada perhelatan MWC 2015, SK Telecom memamerkan teknologi jaringan 5G dengan tingkat kecepatan transmisi data yang mampu mencapai 7550 Mbps atau 7,55 Gbps dalam wujud sebuah robot.
Robot buatan SK Telecom ini cukup menyita perhatian pengunjung yang hadir di MWC. Robot setinggi tak lebih dari 200 cm itu dapat dikendalikan dengan mengikuti gerakan orang yang telah dipasangkan alat khusus yang menempel di badan seseorang.
Dalam demo yang dilakukan di booth milik SK Telecom di arena MWC 2015, nampak alat-alat khusus disematkan pada badan seorang pria, yakni di kepala, tangan, dan kaki. Setelah siap, pria tersebut melakukan sejumlah gerakan yang diikuti oleh sang robot.
Robot tanpa nama itu terus mengikuti gerakan-gerakan sang pria. Misalnya, melambaikan tangan, mengangkat kaki, mengangkat tangan ke atas maupun ke bawah, semuanya dapat diikuti dengan baik oleh sang robot.
Haesung Park, Manager/Ph.D Corporate R&D Center 5G Technology Lab SK Telecom menjelaskan, bahwa transmisi data 5G ini memanfaatkan frekuensi gelombang seukuran milimeter yang umumnya berkisar di atas 60GHz.
“Frekuensi ini jauh lebih tinggi dibandingkan transmisi data seluler ataupun WiFi yang ada saat ini,” kata Haesung Park kepada telsetNews di stand SK Telecom di arena pameran MWC 2015 di Barcelona, Spanyol, Senin (2/3/2015) lalu.
Namun Park mengakui, untuk saat ini frekuensi tinggi tersebut masih memiliki sejumlah kendala. Kelemahan utamanya adalah pada masih buruknya kualitas penyebaran atau perambatan sinyal, yang disebabkan terhalang oleh tembok, jendela dan obyek-obyek lain. Akibatnya, sinyal menjadi mudah terputus.
Samsung dan SK Telecom, tambah Park, akan mengatasinya dengan menggunakan teknologi yang mereka namakan ‘3D beamforming‘, yakni sebuah teknik bisa melacak lokasi perangkat dan mengarahkan transmisi setipis ujung pensil untuk bisa mencapai perangkat.
“Saat ini kebanyakan operator masih banyak menggunakan stasiun seluler kecil untuk menyebarkan sinyal ke area yang lebih luas, tapi nanti jika sistem 3D beamforming di jaringan 5G sudah siap, pasti operator akan beralih menggunakan sistem ini,” tandasnya.
Robot yang dipamerkan ini masih berupa prototype, dan belum diproduksi secara massal. SK Telecom dan Samsung menargetkan bisa menggelar layanan 5G secara komersial pertama di dunia untuk di negara mereka sendiri pada tahun 2020 mendatang.[HBS]