Telset.id – Waymo, perusahaan robotaxi milik Google, menghadapi gugatan hukum setelah salah satu kendaraannya tanpa pengemudi menyebabkan seorang pesepeda terluka di San Francisco. Penggugat, Jenifer Hanki, mengklaim sistem “Safe Exit” pada mobil otonom itu gagal berfungsi dengan baik.
Menurut laporan San Francisco Chronicle, kecelakaan terjadi pada Februari 2024 ketika seorang penumpang Waymo membuka pintu dan menabrak Hanki yang sedang bersepeda. Insiden ini mengakibatkan cedera otak dan tulang belakang pada korban.
Dalam dokumen pengadilan California, Hanki menyatakan bahwa robotaxi tersebut berhenti secara ilegal di jalur sepeda. Sistem tidak memberi peringatan kepada penumpang tentang keberadaan pesepeda yang melintas. Akibatnya, Hanki terlempar ke udara dan menabrak mobil Waymo kedua yang juga masuk ke jalur sepeda.
“Tidak seperti Uber, Lyft, atau taksi biasa yang memiliki pengemudi manusia, sistem Waymo jelas gagal,” kata Hanki dalam pernyataannya. “Tidak ada peringatan apapun dari mobil yang diparkir secara ilegal ini.”
Dua penumpang yang baru pertama kali naik Waymo dikabarkan bingung dengan situasi tersebut dan tidak tahu cara melaporkan insiden. Mereka akhirnya pergi meninggalkan lokasi, sementara warga sekitar memanggilkan ambulans untuk Hanki yang berusia 26 tahun itu.
Baca Juga:
Hanki mengaku menderita cedera otak, kerusakan tulang belakang, dan jaringan lunak. Sejak kejadian itu, ia tidak bisa bekerja dan takut untuk kembali bersepeda. Meski tidak sepenuhnya menentang teknologi kendaraan otonom, Hanki menyayangkan “celah akuntabilitas” dalam operasi Waymo.
Perusahaan yang merupakan bagian dari Alphabet ini terus memperluas operasinya ke Los Angeles dan Austin, Texas, meski menghadapi berbagai kontroversi. Waymo bahkan berencana masuk ke New York City, sementara kasus seperti ini masih terus terjadi.
Insiden terbaru ini menambah daftar masalah yang dihadapi kendaraan otonom. Sebelumnya, Tesla juga disebut akan meluncurkan robotaxi pada Juni mendatang, sementara startup Inggris Wayve sedang menguji teknologi serupa.
Di tengah perkembangan pesat industri kendaraan otonom, kasus ini mempertanyakan kesiapan teknologi tersebut dalam menangani situasi kompleks di jalan raya. Seperti BYD yang berencana memasang sistem self-driving di semua mobilnya, tantangan keamanan tetap menjadi perhatian utama.