Telset.id – Di tengah gejolak tarif global yang membuat industri teknologi kalang kabut, Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC) justru menunjukkan ketangguhan yang mengejutkan. Perusahaan ini dengan tegas menyatakan bahwa proyeksi pertumbuhannya tetap tidak berubah, meskipun kebijakan tarif Presiden Donald Trump terus menciptakan ketidakpastian di pasar global.
Tarif yang naik-turun seperti roller coaster ini telah menyebabkan fluktuasi saham, penarikan investasi, dan ketidakpastian jangka panjang. Banyak perusahaan, seperti OnePlus, terpaksa menaikkan harga produk mereka—contohnya OnePlus Watch 3 yang kini lebih mahal di AS dibandingkan wilayah lain. Namun, TSMC tampaknya berdiri tegak di tengah badai ini.
TSMC dan Optimisme di Tengah Badai Tarif
TSMC, raksasa chipset asal Taiwan, tetap yakin bisnisnya tidak akan terdampak signifikan. Perusahaan ini bahkan mempertahankan prediksi pertumbuhan lebih dari 20% di tahun 2025, dengan pendapatan dari sektor AI yang diproyeksikan melonjak dua kali lipat. Kebutuhan chip untuk pengembangan model AI menjadi salah satu faktor utama yang memperkuat keyakinan TSMC.
“Kami melihat permintaan yang sangat kuat, terutama dari sektor AI,” ujar perwakilan TSMC. “Ini menjadi pendorong utama pertumbuhan kami, terlepas dari tantangan tarif yang dihadapi industri global.”
Pabrik AS TSMC: Awalnya Diremehkan, Kini Jadi Andalan
Salah satu kejutan terbesar datang dari pabrik TSMC di Amerika Serikat. Awalnya, perusahaan ini tidak terlalu berharap banyak dari operasinya di AS karena biaya produksi di Taiwan jauh lebih efisien. Namun, kebijakan tarif yang tidak menentu justru membuat perusahaan seperti Apple dan Nvidia beralih ke pabrik TSMC di AS untuk menghindari risiko di masa depan.
“Kami melihat peningkatan pesat dalam pesanan dari pabrik AS,” tambah perwakilan TSMC. “Bahkan, kami telah menaikkan harga di sana dan tetap mendapatkan keuntungan yang sehat.”
Analis: Keyakinan TSMC Mungkin Terlalu Berani
Meski TSMC tampak optimis, beberapa analis meragukan ketahanan perusahaan ini dalam jangka panjang. Mereka berpendapat bahwa dampak tarif global mungkin baru akan terasa beberapa bulan ke depan, dan TSMC tidak akan kebal terhadap efeknya.
“TSMC mungkin sedang berusaha menenangkan investor,” kata seorang analis industri. “Atau mungkin mereka memang memiliki pengaruh yang cukup besar untuk bertahan. Namun, situasi ini tetap berisiko.”
Dunia bisnis sedang mempersiapkan diri untuk tahun 2025 yang penuh tantangan, dengan perdagangan global diperkirakan menurun akibat tarif. Apakah TSMC benar-benar bisa melewati badai ini, atau justru akan terseret seperti perusahaan lainnya? Jawabannya mungkin akan segera terungkap.