Trump Dikritik Soal Kebijakan ‘America First’ Setelah Deal Data Center Raksasa dengan UAE

REKOMENDASI

ARTIKEL TERKAIT

Telset.id – Kebijakan “America First” yang selalu digaungkan Presiden AS Donald Trump kembali menuai kritik. Kali ini, sang presiden dikecam karena menyetujui pembangunan pusat data AI terbesar di dunia di Uni Emirat Arab (UAE), bukan di tanah air sendiri.

Kontroversi Pusat Data 5-Gigawatt di Abu Dhabi

Dalam kunjungannya ke UAE pekan lalu, Trump mengumumkan kerja sama pembangunan kampus pusat data seluas 10 mil persegi dengan kapasitas 5-gigawatt. Fasilitas yang dibangun bersama OpenAI ini disebut akan menjadi yang terbesar di dunia untuk keperluan AI.

Ro Khanna, anggota kongres dari Partai Demokrat, langsung menyoroti ironi kebijakan ini. “Saya tidak suka fakta bahwa pusat penelitian AI terbesar justru akan berada di Dubai,” ujarnya seperti dilaporkan Interesting Engineering.

Pertentangan dengan Visi ‘America First’

Khanna menegaskan, meski mendukung kolaborasi internasional, prioritas utama seharusnya menciptakan lapangan kerja teknologi di AS. Kritik ini semakin tajam mengingat Trump sebelumnya meminta Apple tidak membangun pabrik di India demi menjaga produksi di dalam negeri.

Menurut Departemen Perdagangan AS, pusat data di Qasr Al Watan ini akan menjadi hub regional bagi perusahaan cloud computing AS. Fasilitas ini diklaim mampu melayani hampir setengah populasi dunia dalam radius 2.000 mil dari UAE.

Teknologi chip DirectDrive plasma etching

Dilema Strategis AS di Era AI

Kesepakatan ini memunculkan pertanyaan serius tentang konsistensi kebijakan Trump. Di satu sisi, ia mendorong produksi dalam negeri melalui kebijakan proteksionis. Di sisi lain, pemerintahannya justru mendukung ekspansi teknologi kritis ke luar negeri.

White House membalas kritik dengan menyatakan UAE berkomitmen membangun fasilitas serupa di AS. Namun, banyak pengamat meragukan hal ini akan benar-benar menciptakan lapangan kerja setara di tanah air.

Kontroversi ini terjadi di tengah persaingan sengit AS dengan China di bidang teknologi AI. Seperti dilaporkan Telset sebelumnya, perkembangan teknologi AI kini menjadi ajang perlombaan global.

Dengan pusat data raksasa di Timur Tengah ini, apakah AS justru memberikan keunggulan strategis kepada sekutunya? Atau ini bagian dari strategi besar untuk menguasai pasar AI global? Pertanyaan-pertanyaan inilah yang kini menghantui para pengamat kebijakan teknologi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKINI

HARGA DAN SPESIFIKASI