Jakarta – Bersiap untuk menggelar layanan 4G berbasis Long Term Evolution (LTE), Tri menggelar uji coba teknologi LTE (3GPP 4G) di frekuensi 1800 Mhz. Uji coba dilakukan selama tiga bulan sejak 1 Mei hingga 31 Juli 2014 di Yogyakarta dan Bali.
Operator yang kini memiliki 40 juta pelanggan ini melakukan trial LTE setelah mengantongi ijin uji coba teknis LTE dari Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia tertanggal 10 April 2014.
“Kami optimis uji coba ini berjalan dengan baik. Infrastruktur dan teknologi yang kami miliki semuanya telah berstandar dan siap mengaplikasi teknologi LTE, namun untuk menerapkan LTE ada dua elemen krusial yang kami butuhkan, yakni kesiapan perangkat dan spektrum,” kata Manjot Mann Presiden Direktur Tri dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (4/6/2014).
Manjot mengungkapkan, pihaknya telah siap untuk berinvestasi dalam hal pengadaan perangkat, dan sekarang Tri menunggu langkah pemerintah untuk menentukan realokasi spektrum yang akan digunakan oleh Indonesia untuk teknologi LTE.
“Seperti layaknya yang sudah diaplikasi global market, Tri berharap LTE dapat diaplikasikan di spektrum 1800 Mhz ,” ujar Manjot menerangkan.
Tri mengakui bahwa ada beberapa tantangan serius yang harus dihadapi dalam menggenapi peran Tri sebagai salah satu pemain utama di pasar ini, salah satunya adalah regulasi pemerintah berkenaan dengan spektrum.
Dengan peran spektrum sebagai salah satu sumber daya penting dalam penyediaan layanan data, Tri berharap ke depannya pemerintah bisa menetapkan aturan yang menciptakan kompetisi sempurna bagi seluruh pihak yang terkait.
“Harapan kami tentunya pemerintah mampu bijak dalam menetapkan alokasi jatah spektrum yang sesuai porsi bagi seluruh provider telekomunikasi,” imbuh Mann.
Tri sendiri hingga kuartal pertama 2014 telah membangun 33.219 BTS, yang terdiri atas 18.707 unit BTS 2G dan 14.512 node B yang 70% diantaranya memiliki kapasitas jaringan hingga 42mbps. (HZ/HBS]