Telset.id, Bali – Transformasi Pendidikan 4.0 terus digaungkan pemerintah, karena pendidikan adalah salah satu sektor yang selalu menjadi perhatian khusus pemerintah dari masa ke masa.
Pemerintah Indonesia mewacanakan transformasi pendidikan 4.0 untuk menumbuhkan generasi emas yang siap berkompetisi di era revolusi industri 4.0.
Dengan lebih dari 219.900 sekolah, 2.729.835 guru dan 45.407.857 siswa yang tersebar di seluruh Indonesia, memasukkan unsur teknologi dalam dunia pendidikan.
{Baca juga: Extramarks: Teknologi adalah Kunci Peningkatan Kualitas Pendidikan}
Tak hanya penting untuk membuka akses literasi secara lebih luas, tapi juga menjadi kunci pemerataan kualitas pendidikan di Indonesia.
Teknologi juga akan merevolusi cara kita mengelola dunia pendidikan, sekaligus menjadi alat untuk mendorong percepatan transformasi pendidikan 4.0.
“Kehadiran teknologi dalam dunia pendidikan (Edutech) akan mengubah banyak hal. Mulai dari proses belajar, metodelogi, hingga personalisasi program pembelajaran,” ungkap Atul Kulshresta, Founder dan CEO Extramarks di acara ISODEL, yang digelar di Bali, Senin (3/12/2018).
“Dan yang terpenting, kehadiran teknologi tidak untuk menegasikan peran para pengajar dan institusi pendidikan, melainkan untuk menguatkan fungsi seluruh stake holder untuk bersama-sama meningkatkan kualitas pendidikan,” sambungnya.
Untuk itu, Extramarks Indonesia menghadirkan Solusi Belajar Digital 3600 yang dapat dimanfaatkan baik oleh siswa, pendidik, sekolah maupun orang tua murid (terintegrasi).
Dalam kaitan untuk mencetak siswa yang berkualitas dan memiliki kompetensi yang sesuai dengan era Revolusi Industri 4.0.
Disini materi pembelajaran dirancang untuk tak hanya menyesuaikan dengan karakter siswa, tetapi juga membuat siswa lebih mudah mengakses materi pembelajaran.
Kapan saja dan di mana saja siswa bisa mengakses dengan perangkat apapun termasuk smartphone, komputer, atau tablet PC baik secara online maupun offline.
Konten-konten pembelajaran yang terdapat dalam Extramarks Learning Solution juga sudah berbasiskan teknologi digital dan menyesuaikan dengan karakter para siswa yakni V.A.K atau visual, audio, dan kinesthetic.
Itu sebabnya, setiap elemen dalam konten pembelajaran tersebut dilengkapi dengan teks, gambar ataupun video.
Extramarks sendiri menggunakan pendekatan Learn, Practice dan Test yang bertujuan untuk membuat proses pembelajaran menjadi lebih menarik, mudah, dan menyenangkan.
Lebih dari itu, semua proses pembelajaran siswa terekam dan bisa dimonitor oleh orang tua murid, guru, dan sekolah. Sehingga potensi kegagalan bisa diminimalisir.
Karena guru ataupun orang tua murid bisa mengidentifikasi kesulitan ataupun kendala siswa dalam proses belajarnya, untuk selanjutnya mempersiapkan program khusus untuk membantu siswa dalam belajar.
Solusi yang ditawarkan Extramarks ini sesuai dengan trend global dunia pendidikan yang mengarah pada big data analysis. Dimana institusi pendidikan, para pengajar, dan stake holder lainnya bisa mengolah dan memanfaatkan data.
{Baca juga: Solusi Belajar Digital Jadi Cara Extramarks Cetak Siswa Berkualitas}
Tidak hanya untuk pengembangan pendidikan itu sendiri tetapi juga untuk memahami siswa secara lebih dalam, mulai dari tingkat serapan, bidang ilmu yang disukai, hingga metode belajar yang sesuai dengan karakternya.
Menurut prediksi IDC dalam laporan berjudul “FutureScape: Worldwide Education 2019 the Top 10 Predictions”, pada tahun 2020 nanti, 30% kementrian dan institusi pendidikan secara global akan memanfaatkan alat pemantauan berbasis Artificial Intelligent (AI).
Hal ini dilakukan untuk menciptakan ruang kelas digital yang ramah untuk siswa dan lebih terkontrol dari beragam pengaruh buruk yang ada di dunia maya.
Dalam prediksinya, IDC juga menyebutkan bahwa pendekatan student-driven learning yang memberikan keleluasaan bagi siswa untuk memilih cara belajarnya sendiri.
Perangkat ini akan dimanfaatkan oleh 35% institusi pendidikan secara global untuk mengembangkan kurikulum yang dipersonalisasi, baik atas inisiasi siswa maupun AI.
“Dengan analisis big data dan AI (Artificial Intelligent), para pendidik bisa membuatkan program khusus untuk masing-masing siswa, sesuai dengan daya tangkap dan kecepatan belajarnya masing-masing,” ujarnya.
Menurutnya, para siswa berkesempatan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Jenis pembelajaran campuran ini, yakni kombinasi pembelajaran online dan offline.
“Bagus untuk meningkatkan perfoma dan meningkatkan tingkat partisipasi siswa dalam proses pembelajaran,” jelas Atul.
Sebagai informasi, manfaat big data sendiri sudah lebih dulu dirasakan oleh industri e-commerce. Menurut McKinsey Global Institute, retailer yang memanfaatkan kekuatan penuh big data dapat meningkatkan margin operasi mereka sebanyak 60%.
Ini tak lain karena mereka menggunakan analisa big data untuk mengelola inventory produk, memahami perilaku pelanggan, meningkatkan pengalaman pelanggan yang lebih baik, memprediksi tren, dan lain-lain. [IF]