Telset.id, Jakarta – Para pengguna Tinder mengklaim dilarang mempromosikan Black Lives Matter di tengah pergolakan nasional atas kematian George Floyd serta pria dan wanita kulit hitam tak bersenjata lain oleh polisi.
Para pengguna telah menggunakan aplikasi kencan itu untuk mengumpulkan sumbangan bagi para pemrotes lewat penjualan foto telanjang, menyebarkan petisi, dan bergabung dengan pelaku aksi demonstrasi anti-kebrutalan polisi.
{Baca juga: Protes Insiden George Floyd, Peluncuran Call of Duty Session 4 Ditunda}
“Saya dilarang meminta orang-orang untuk menyumbangkan uang guna mendukung Black Lives Matter,” kata seorang pengguna Twitter kaget dengan kebijakan Tinder, seperti dikutip Telset.id dari New York Post, Kamis (11/6/2020).
Banyak pengguna mengeluh telah menerima boot hanya karena menyelaraskan profil kencan dengan gerakan Black Lives Matter. Terkait hal tersebut, juru bicara Tinder mencoba memberi penjelasan untuk meredam situasi.
“Dari waktu ke waktu, anggota kami menggunakan Tinder untuk terlibat dengan topik soal kepedulian. Namun, pedoman komunitas kami menyatakan dapat menghapus akun yang digunakan untuk tujuan promosi,” terangnya.
Ia melanjutkan, Tinder sangat berdedikasi untuk menegakkan pedoman sesuai dengan nilai-nilai yang dianut oleh perusahaan. Tinder berkomitmen menjadi tempat untuk menyuarakan dukungan terkait gerakan Black Lives Matter.
{Baca juga: Ada Pesan “Black Lives Matter” di Call of Duty: Modern Warfare}
“Kami secara aktif bekerja untuk mengatasi masalah apa pun terkait dengan moderasi akun. Kami mendorong siapa pun yang percaya kepada Tinder. Kami segera melakukan sesuatu untuk membuat semuanya lebih baik,” pungkasnya. [SN/HBS]