Telset.id – Merger dua operator telekomunikasi besar, XL Axiata dan Smartfren, menjadi XLSmart resmi beroperasi sejak 16 April 2025. Namun, di balik euforia korporasi ini, muncul pertanyaan kritis: bagaimana nasib pelanggan dan karyawan? Langkah cepat XLSmart mendatangi Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) memberikan jawaban tegas.
Presiden XLSmart, Arsjad Rasjid, memastikan bahwa merger ini tidak akan mengganggu pengalaman pelanggan. “Brand-brand seperti XL, Axis, dan Smart akan tetap berjalan sesuai. Insya Allah tidak ada gangguan,” tegas Arsjad di Kantor Komdigi, Kamis (17/4/2025). Pernyataan ini menjadi angin segar bagi jutaan pengguna yang khawatir akan perubahan layanan pascamerger.
Komitmen Tanpa PHK dan Ekspansi BTS
Di tengah gelombang efisiensi korporat yang kerap berujung pada pemutusan hubungan kerja (PHK), XLSmart justru mengambil langkah berbeda. Arsjad menegaskan, tidak akan ada PHK bagi karyawan. “Ini poin penting, terutama di kondisi saat ini,” ujarnya. Komitmen ini tidak hanya mempertahankan lapangan kerja tetapi juga menjadi sinyal positif bagi industri telekomunikasi yang sedang bertransformasi.
Lebih dari itu, XLSmart berjanji membangun lebih dari 8.000 BTS baru. Ekspansi infrastruktur ini bukan sekadar perluasan jaringan, melainkan bagian dari strategi mendukung digitalisasi di sektor pendidikan, kesehatan, hingga pemerintahan. “Ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi,” tambah Arsjad. Dengan cakupan yang lebih luas, XLSmart berambisi menjadi tulang punggung konektivitas digital Indonesia.
Merger Bukan Hanya Gabung Perusahaan
Direktur & Chief Regulatory Officer XLSmart, Merza Fachys, menekankan bahwa merger ini adalah lompatan besar bagi industri. “Ini transformasi yang bermanfaat bagi Indonesia,” katanya. Menurut Merza, kolaborasi dua raksasa telekomunikasi ini akan mempercepat transformasi digital, sesuatu yang sejalan dengan visi pemerintah.
Merger XL Axiata dan Smartfren telah mendapat lampu hijau dari regulator seperti Bursa Efek Indonesia, OJK, dan Komdigi. Persetujuan ini tidak datang begitu saja. XLSmart harus memenuhi sejumlah komitmen, termasuk pembangunan BTS dan perlindungan hak pelanggan serta karyawan. Langkah ini menunjukkan bahwa merger tidak sekadar konsolidasi bisnis, tetapi juga tanggung jawab sosial.
Lantas, apa yang bisa diharapkan dari XLSmart ke depan? Dengan komitmen kuat di atas, operator baru ini berpotensi menjadi pemain kunci dalam peta telekomunikasi Indonesia. Namun, tantangan seperti integrasi teknologi dan persaingan dengan operator lain tetap harus diwaspadai. Bagaimana performa XLSmart? Jawabannya akan terungkap dalam beberapa bulan mendatang.