Telset.id, Jakarta – Xiaomi diakui sebagai ‘rising star’ di industri smartphone. Salah satu faktor yang membuat mereka cepat melejit adalah karena harga produknya yang murah, tapi memiliki spesifikasi tinggi. Dengan strategi ini, Xiaomi pun akhirnya dicap sebagai “perusak harga” pasar.
Jika Anda perhatikan, Xiaomi sering meluncurkan seri smartphone dengan harga yang lebih terjangkau dibandingkan merek lain dengan spesifikasi yang sama, bahkan lebih tinggi. Tak heran, si “Kutu Beras” ini sering dituding sebagai perusak harga.
Coba kita bandingkan, misalnya saja Xiaomi Redmi Note 4 yang diluncurkan pada awal April lalu. Disaat smartphone lainnya yang mamakai prosesor Snapdragon 625 dibanderol di atas Rp 3 jutaan, Xiaomi malah melepas Redmi Note 4 dengan harga Rp 2,3 jutaan.
Terkait dengan tudingan “perusak harga”, Head of Xiaomi South Pacific Region and Country Manager Xiaomi Indonesia, Steven Shi mengatakan bahwa pihaknya sama sekali tak membantahnya. Dia mengaku justru merasa bangga dengan anggapan tersebut (perusak harga).
[Baca juga: Kunjungi Indonesia, Bos Xiaomi Buka-bukaan Soal Xiaomi]
“Kami bukan perusak harga. Tapi kami benar-benar perusak harga,” ujar Steven Shi saat ditemui usai acara peluncuran Xiaomi Redmi Note 5A di Jakarta, Rabu (01/11/2017) kemarin.
Menurut Shi, hal itu memang menjadi fondasi dari pendiri sekaligus CEO Xiaomi, Lei Jun, untuk menghadirkan produk dengan spesifikasi mumpuni, namun dengan harga yang cukup terjangkau di kantong para calon pembelinya.
“Itu memungkinkan semua orang dari berbagai kalangan untuk bisa merasakan teknologi terkini dengan harga yang terjangkau. Kami tak terlalu banyak mengambil untung dari smartphone yang dijual,” jelasnya.
Pendapat Shi senada dengan pernyataan Lei Jun yang beberapa waktu lalu datang ke Indonesia. Menurut Lei Jun, perusahaan yang dipimpinnya hanya memberikan harga sebanyak 1,1x dari modal yang dikeluarkan.
[Baca juga: Ini Rahasia Xiaomi Bisa Bikin Smartphone Murah]
“Produk kami dijual dengan harga yang kompetitif. Hal itu karena kami tidak mengambil banyak untung dari sana,” klaim Lei Jun di acara The Xiaomi Way of Innovation yang digelar beberapa waktu lalu.
Lei Jun juga mengatakan jika dalam 5 tahun awal pembentukan perusahaannya, mereka tidak mengeluarkan modal untuk biaya marketing, sehingga hal itu bisa menekan harga jual smartphone.
Meski begitu, dirinya juga menegaskan bahwa produk Xiaomi meski murah tetap memiliki kualitas yang tinggi, karena sebagian besar modal ditaruh di bagian Research and Development (RnD). (FHP/HBS)