TSMC Desak AS Bebaskan Tarif Impor Chip, Investasi USD 165 Miliar di Arizona Terancam

REKOMENDASI

ARTIKEL TERKAIT

Telset.id – TSMC, raksasa chipmaker asal Taiwan, sedang mengangkat suara keras menentang rencana tarif baru Amerika Serikat yang bisa menggagalkan investasi senilai USD 165 miliar di Arizona. Dalam langkah berani, perusahaan ini mendesak Departemen Perdagangan AS untuk menjaga impor chip bebas bea.

Melalui surat resmi yang dikirim pada 5 Mei oleh anak perusahaannya di Arizona, TSMC memaparkan argumen kuat menentang penerapan tarif Section 232 untuk impor semikonduktor. Langkah ini bukan tanpa alasan—TSMC saat ini tengah membangun tiga pabrik wafer senilai USD 65 miliar di Phoenix. Satu pabrik sudah beroperasi, yang kedua hampir selesai, dan yang ketiga baru saja memulai konstruksi.

Tak berhenti di situ, TSMC telah berkomitmen menanamkan tambahan USD 100 miliar untuk tiga pabrik lagi, dua fasilitas advanced packaging, dan pusat penelitian & pengembangan. Total investasinya mencapai angka fantastis: USD 165 miliar. Jika keenam pabrik beroperasi penuh, Arizona diprediksi akan memproduksi 100.000 wafer per bulan—sekitar 30% dari kapasitas TSMC untuk chip canggih berukuran 2-nanometer dan lebih kecil.

Dampak Ekonomi vs Ancaman Tarif

TSMC memperkirakan proyek ini bisa memicu aktivitas ekonomi senilai USD 200 miliar dan menciptakan puluhan ribu lapangan kerja. Namun, ada satu masalah besar: tarif impor. Perusahaan memperingatkan bahwa bea masuk baru akan menaikkan harga produk akhir seperti ponsel dan komputer, yang pada gilirannya bisa menekan permintaan chip.

“Ini akan menyulitkan justifikasi ekspansi di Arizona,” tulis TSMC dalam suratnya. Terlebih lagi, AS tidak memproduksi banyak peralatan dan material khusus yang dibutuhkan TSMC. Solusinya? Perusahaan meminta akses bebas bea bagi perusahaan dengan produksi chip besar di AS untuk menjaga kelancaran rantai pasokan.

Latar Belakang Politik yang Panas

Desakan TSMC ini muncul di tengah penyelesaian laporan Section 232 oleh Departemen Perdagangan AS, yang dijadwalkan rampung tak lama setelah 26 Mei. Situasi semakin memanas dengan pernyataan mantan Presiden Donald Trump yang mengancam akan mengenakan tarif hingga 100% untuk chip Taiwan, dengan tuduhan bahwa Taiwan “mencuri” bisnis AS.

TSMC tak tinggal diam. Perusahaan ini menegaskan bahwa rencana Arizona—dan ambisi AS dalam produksi chip—sangat bergantung pada penghindaran tarif tersebut. Seperti yang terjadi pada NVIDIA yang juga memindahkan produksi chip AI ke AS, tarif bisa menjadi bumerang bagi industri teknologi global.

Dengan tarif tinggi, bukan hanya TSMC yang terancam. Perusahaan seperti MediaTek juga dipaksa menyusun strategi baru untuk menghadapi kebijakan AS. Bahkan, industri gaming pun bisa terkena imbas, seperti Nintendo Switch 2 yang dikabarkan akan menggunakan chip Samsung sebagai alternatif.

Pertanyaannya sekarang: bisakah AS menyeimbangkan kebijakan perdagangan dengan ambisi semikonduktornya? Jawabannya akan menentukan masa depan industri teknologi—dan mungkin juga dompet Anda saat membeli gadget berikutnya.

ARTIKEL TERKINI

HARGA DAN SPESIFIKASI