Telset.id, Jakarta – Uber dikabarkan segera melego bisnis jasa transportasi online-nya di Asia Tenggara. Menurut informasi, Grab akan menjadi “bapak asuh” para pengemudi Uber Asia Tenggara. Sebagai kompensasi, Uber meminta sejumlah saham dari Grab.
Dikutip dari CNBC, Sabtu (17/2), upaya Uber melepas bisnis ke Grab bertujuan untuk menekan biaya perusahaan. Sebab, Uber berencana menjual secara perdana saham ke publik pada tahun ini. Mereka tak ingin kondisi finansial kacau jelang IPO.
Di Asia Tenggara, Grab sudah beroperasi di 100 kota dan menguasai 95 persen pangsa pasar taksi online. Penetrasi mereka kian tumbuh, tak seperti Uber yang justru meredup. Di Asia Tenggara, khususnya Indonesia, rival Grab hanyalah Go-Jek.
[Baca juga: Grab akan Akuisisi Uber Asia Tenggara?]
Sayang, dimintai konfirmasi tentang hal tersebut, Uber maupun Grab belum memberikan tanggapan. Namun, pada 2016 lalu, Uber memang pernah mengambil kebijakan serupa. Uber menyerahkan bisnisnya di China kepada pesaing lokal.
Kemudian, pada 2017 lalu di Rusia, Uber menggabungkan bisnisnya dengan perusahaan lokal, Yandex. Sebagai kompensasi, Uber mengantongi kepemilikan saham sebesar 37 persen.
Sejak dipimpin oleh Dara Khosrowshahi pada Agustus 2017 lalu, Uber memang fokus “bersih-bersih”. Mereka mencoba menghapus citra buruk dan memperketat pengelolaan finansial supaya mampu bangkit dan meraup profit.
Hingga akhir 2017, kerugian Uber meningkat 61 persen menjadi 4,5 miliar dolar Amerika Serikat. Tahun ini, Uber tak mau kerugian semakin parah. Karenanya, Uber menganggap, langkah menjual bisnis ke Grab merupakan solusi tepat.
[Baca juga: Rugi Rp 60,9 Triliun, Bos Uber Santai]
Uber sendiri di tahun 2017 lalu memperoleh pendapatan sebesar USD 7,5 miliar atau Rp 101,6 triliun. Dikatakannya, sepanjang tahun 2017 juga Uber telah mencetak total transaksi sebesar USD 40 miliar atau Rp 542,6 triliun atau naik 100 persen dibandingkan tahun sebelumnya. (SN/HBS)