Terganjal Regulasi, Qualcomm Batal Akuisisi NXP

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Qualcomm akhirnya membatalkan niatnya untuk membeli raksasa produsen chip, NXP, walaupun penantian panjang selama dua tahun telah dilakukan. Pembatalan ini sendiri harus terjadi lantaran terganjal oleh izin regulator China.

Seperti dilansir Engadget, Kamis (26/7/2018), Qualcomm berencana menjatuhkan penawarannya untuk NXP pada 25 Juli kemarin. CEO Qualcomm Steve Mollenkopf mengharapkan regulator China untuk menindaklanjuti kesepakatan itu, dengan sedikit menyinggung pada situasi geopolitik saat ini.

Dengan kata lain, perang perdagangan Trump dengan China meredupkan kemungkinan terjadinya merger dua perusahaan beda negara itu.

Keputusan ini sebenarnya tidak murni mengakhiri upaya akuisisi, tetapi dengan adanya keharusan perkembangan material sebelum tengah malam waktu “Timur”, membuat hal itu sepertinya tidak mungkin terjadi.

Tak hanya itu, membatalkan pembelian juga akan memakan biaya sangat mahal karena Qualcomm harus membayar biaya terminasi US$ 2 miliar atau mencapai Rp 28,8 triliun dan akan meluncurkan program pembelian kembali saham yang bakal memakan biaya US$ 30 miliar atau Rp 433 triliun dari saham umumnya.

Dalam posisi sekarang, Qualcomm harus memikirkan kembali strateginya. Perusahaan ini berharap dapat membeli NXP untuk memperluas area di luar bisnis chip mobile utamanya, termasuk dunia otomotif, Internet of Things (IoT) dan keamanan.

Untuk saat ini, perusahaan asal Amerika Serikat (AS) itu harus menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengembangkan teknologi in-house di area tersebut atau fokus pada apa yang sudah dilakukan. Itu bukan hal yang buruk dengan laba yang lebih baik dari perkiraan kuartal ini dan 5G nirkabel menjanjikan banyak bisnis di masa depan. Namun Qualcomm tetap berharap bahwa NXP akan memainkan bagiannya di masa depan.

Sebelumnya, Qualcomm menepis isu yang beredar bahwa mereka akan mundur dari bisnis pusat data. Raksasa chipset asal Amerika Serikat ini menegaskan tidak memiliki rencana untuk meninggalkan bisnisnya di bidang pembuat prosesor untuk pusat data.

Menurut Channel News Asia, produsen chip terbesar smartphone ini tahun lalu meluncurkan chip yang menggunakan teknologi dari ARM Holdings, lini usaha Softbank Group Corp, untuk menggerakkan server komputer pekerja yang mendukung layanan berbasis cloud seperti jejaring sosial.

Hasrat Qualcomm untuk memasuki pasar pusat data membuat perusahaan ini bersaing langsung dengan Intel Corp, pemimpin bisnis pusat data yang setengah dari pendapatannya berasal dari server dan chip terkait data lainnya. [WS/IF]

Sumber : Engadget

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI