Telset.id – Di balik dinding bersih laboratorium semikonduktor tertua Korea Selatan di kampus Seoul National University, badai perdagangan sedang mengancam. Kebijakan tarif impor teknologi semikonduktor yang digagas pemerintahan Donald Trump bisa menjadi pukulan telak bagi raksasa chip Asia.
Korea Selatan dengan Samsung Electronics dan SK hynix-nya, serta Taiwan yang menjadi rumah bagi TSMC—produsen chip kontrak terbesar dunia—kini berada di ujung tanduk. Bersama, mereka memproduksi sebagian besar chip high-end yang menjadi nyawa perekonomian global, dari smartphone hingga sistem persenjataan.
Data terbaru menunjukkan Taiwan mengekspor semikonduktor senilai $7,4 miliar ke AS pada 2024, sementara ekspor Korea Selatan mencapai rekor tertinggi $10,7 miliar. Namun, ancaman tarif baru bisa mengubah peta industri ini secara dramatis.
Strategi Amerika: Proteksionisme atau Pemerasan?
Seorang mantan insinyur MediaTek yang enggan disebutkan namanya memberikan analogi tajam: “TSMC membangun pabrik di AS seperti membayar uang perlindungan.” Menurutnya, margin keuntungan produksi di AS “sangat rendah” karena biaya operasional yang tinggi.
Kim Yang-paeng dari Korea Institute for Industrial Economics and Trade (KIET) memprediksi kebijakan tarif AS akan “cukup kompleks”. Alih-alih menerapkan tarif menyeluruh, pemerintah AS mungkin akan menarget produk spesifik seperti HBM untuk komputasi kecepatan tinggi dan DRAM untuk memori.
Baca Juga:
Efek Domino yang Mengkhawatirkan
Samsung dan SK hynix yang mengandalkan ekspor tidak langsung ke AS melalui China, Taiwan, dan Vietnam mungkin akan merasakan dampak terbesar. Jung Jae-wook dari Sogang University memperingatkan tentang “penurunan permintaan akibat kenaikan harga di berbagai sektor yang menggunakan semikonduktor”.
Di tengah negosiasi “paket perdagangan” antara Seoul dan Washington, para ahli memprediksi chip HBM mungkin akan lolos dari dampak terburuk berkat permintaan tinggi dari industri AI. “Dari perspektif AS, semikonduktor tidak memiliki substitusi,” tegas Kim Dae-jong dari Sejong University.
Namun, upaya memindahkan seluruh produksi chip ke AS dinilai tidak realistis. “Kapasitas produksi AS terbatas, sehingga langkah apa pun tidak mungkin bertahan dalam jangka panjang,” jelas Jung.
Pertaruhan Strategis Nasional
Bagi Taiwan, industri semikonduktor adalah masalah keamanan nasional. KIET memprediksi Taiwan mungkin memperluas kehadiran manufakturnya di AS, tetapi tidak akan mengubah ekosistem domestik secara signifikan.
Di Seoul National University, Profesor Lee Hyuk-jae yang juga menjabat sebagai direktur eksternal Samsung terus mendorong pemerintah Korea Selatan untuk meningkatkan investasi di sektor yang disebutnya “memiliki arti sangat penting” bagi negara tersebut.
Sementara itu, seperti dilaporkan dalam kebijakan tarif Trump sebelumnya, ketidakpastian kebijakan perdagangan AS terus menciptakan gelombang kejut di seluruh rantai pasokan teknologi global.