Telset.id, Jakarta – Samsung Foundry, divisi manufaktur chip dari raksasa teknologi Korea Selatan, sedang menghadapi tantangan besar dalam menjaga posisinya di pasar semikonduktor global.
Setelah kehilangan beberapa klien besar akibat masalah pada proses fabrikasi chip 3nm GAA (Gate-All-Around), Samsung Foundry kini mempersiapkan langkah strategis untuk mengejar dan bahkan mengungguli TSMC (Taiwan Semiconductor Manufacturing Company), pemimpin pasar yang saat ini menguasai hampir 65% pangsa pasar global.
Dalam beberapa tahun terakhir, Samsung Foundry menghadapi kritik tajam karena rendahnya hasil produksi chip pada teknologi 3nm. Tantangan ini bahkan membuat rencana implementasi chip Exynos 2500 untuk seri Galaxy S25 menjadi tidak memungkinkan.
BACA JUGA:
- Samsung akan Alihkan Produksi Chip Exynos ke Pabrik TSMC
- Samsung Patenkan Sistem Canggih untuk Gantikan Tombol Fisik
Namun, optimisme perusahaan tetap tinggi setelah pengangkatan Han Jin-man sebagai Kepala Bisnis Foundry. Han Jin-man, yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Presiden Eksekutif Samsung di bisnis chip AS, langsung memperkenalkan strategi dua jalur untuk mengembalikan Samsung ke jalur kompetitif.
Langkah pertama dalam strategi Samsung Foundry untuk bersaing dengan kompetitor seperti TSMC adalah memastikan hasil produksi (yield rate) yang tinggi pada wafer 2nm, teknologi fabrikasi chip masa depan.
Dengan memfokuskan sumber daya pada pengembangan proses ini, Samsung berharap dapat menghindari masalah serupa yang terjadi pada produksi 3nm. Langkah ini sangat penting, mengingat banyak perusahaan besar seperti NVIDIA dan Google sudah beralih ke TSMC untuk kebutuhan produksi chip mereka.
Langkah kedua adalah mengoptimalkan kapasitas pabrik Samsung Foundry dengan melayani klien yang masih membutuhkan manufaktur pada proses yang lebih lama (10nm atau lebih tua). Pendekatan ini tidak hanya membantu meningkatkan pendapatan tetapi juga memastikan keberlanjutan operasi pabrik.
Di tengah persaingan ketat dengan TSMC, Samsung juga harus waspada terhadap ancaman dari SMIC (Semiconductor Manufacturing International Corporation), produsen chip asal Tiongkok.
SMIC dikenal sebagai mitra utama Huawei, dan pertumbuhan pasar mereka semakin mengkhawatirkan bagi Samsung. Pada Q2 2024, Samsung masih unggul dengan pangsa pasar 5,8% dibandingkan SMIC. Namun, di akhir tahun 2024, keunggulan ini menyusut menjadi hanya 3,3%. Jika tren ini berlanjut, bukan tidak mungkin SMIC akan menyalip Samsung dalam waktu dekat.
Di sisi lain, TSMC terus memperkuat dominasinya dengan menarik banyak klien besar, termasuk Google, yang dilaporkan akan memproduksi chip Tensor mereka di bawah naungan TSMC mulai tahun depan. Situasi ini menempatkan Samsung dalam tekanan besar untuk segera membuktikan kemampuan teknologi dan efisiensi produksinya.
Meskipun tantangan yang dihadapi berat, Samsung Foundry tetap optimis untuk membalikkan keadaan. Fokus pada peningkatan teknologi 2nm dan diversifikasi layanan melalui strategi dua jalur menunjukkan komitmen perusahaan untuk terus bersaing di tingkat global.
Dengan investasi besar dan inovasi yang berkelanjutan, Samsung bertekad untuk merebut kembali kepercayaan klien besar dan mengokohkan posisinya sebagai salah satu pemain utama di industri semikonduktor.
BACA JUGA:
- Saingi TSMC, Samsung Mulai Siapkan Chipset Berteknologi 2nm
- One UI 7 Beta Resmi Diluncurkan untuk Galaxy S24 Series
Dengan langkah strategis ini, Samsung tidak hanya bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pasar terhadap TSMC, tetapi juga menghadapi ancaman SMIC dengan lebih percaya diri.
Jika Samsung berhasil meningkatkan hasil produksi dan mempertahankan klien-klien penting, perusahaan ini bisa kembali menjadi penantang serius di dunia manufaktur chip global.