Telset.id – Pasar Amerika Serikat selalu menjadi yang terpenting bagi Apple karena menghasilkan pendapatan penjualan smartphone tertinggi. Namun, dengan tarif impor yang akan segera berlaku, daya beli konsumen diperkirakan akan menurun. Hal ini bisa berdampak signifikan pada laba perusahaan asal Cupertino tersebut.
Untuk mengantisipasi hal ini, Apple sebelumnya dilaporkan berencana memindahkan produksi iPhone dari China ke India guna menghindari bea tambahan. Sayangnya, menurut seorang analis, langkah ini dinilai “tidak realistis” dan tidak akan sepenuhnya melindungi Apple dari berbagai tantangan yang ada.
Analis Sebut Rencana Apple Tidak Realistis
Seperti dilaporkan oleh MyDrivers, analis Craig Moffitt dari firma keuangan Cailianshe menyatakan bahwa rencana Apple memindahkan produksi iPhone dari China ke India tidak akan memberikan solusi menyeluruh. Menurutnya, perseteruan dagang antara AS dan China melibatkan dua aspek utama: biaya produksi dan penjualan.
Meskipun memindahkan produksi ke India mungkin bisa mengurangi biaya tenaga kerja, Moffitt menegaskan bahwa komponen iPhone masih harus diproduksi di luar negeri—khususnya China. Artinya, rantai pasokan Apple tetap akan bergantung pada China dalam waktu dekat.
Produksi di India Hanya 20% dari Total Global
Meski India memiliki potensi besar, produksi iPhone di sana saat ini hanya mencakup sekitar 20% dari total pengiriman global. Artinya, masih ada banyak ruang untuk pengembangan. Apple bisa memanfaatkan biaya tenaga kerja yang lebih murah di India untuk mempertahankan margin keuntungannya.
Namun, Moffitt menegaskan bahwa memindahkan operasi perakitan saja tidak cukup. “Ratusan komponen dalam satu iPhone masih harus diproduksi di China. Ini adalah tantangan besar bagi Apple,” ujarnya.
Baca Juga:
Tantangan Logistik dan Pembatasan China
Selain masalah komponen, Apple juga menghadapi kendala logistik. Baru-baru ini dilaporkan bahwa pihak berwenang China menghalangi pemindahan mesin-mesin penting dari rantai pasokan Apple ke luar negeri. Hal ini memaksa para produsen peralatan untuk mencari cara kreatif agar bisa memindahkan mesin tersebut.
Meskipun pengurangan biaya perakitan mungkin bisa dicapai dalam jangka panjang, memindahkan produksi komponen lain tetap menjadi tantangan besar. Dengan ratusan bagian dalam satu iPhone, Apple masih jauh dari kemandirian produksi di luar China.
Apakah Apple bisa menemukan solusi jangka panjang? Atau justru harus menerima kenyataan bahwa ketergantungan pada China sulit dihindari? Simak terus perkembangan terbarunya di Telset.id.