Telset.id, Jakarta – Apple mulai melirik bisnis baru untuk mendapatkan keuntungan selain dari penjualan peranti keras. Apple akan fokus memperluas bisnis penjualan iklan untuk menopang pendapatan yang menurun dari bisnis utama penjualan perangkat.
Apple sekarang masih memprioritaskan penjualan peranti keras sebagai sumber profit utama. Namun, kondisi itu tidak didukung dengan penjualan ponsel secara global yang terus turun karena masyarakat lebih memilih menahan bersikap konsumtif.
Menurut laporan IDC, pengiriman perangkat iOS diperkirakan akan mencapai 221,4 juta unit pada 2018 dengan pangsa pasar sebesar 15,1 persen. Empat tahun dari sekarang, penjualan iPhone akan meningkat hingga 242,5 juta unit, tetapi pangsa pasarnya merosot ke angka 14,7 persen.
Apple dilaporkan telah melakukan pendekatan dengan aplikasi pihak ketiga, seperti Snap, Pinterest, dan perusahaan lain perihal rencana bisnis iklan.
Iklan tersebut nantinya didistribusikan oleh Apple ke semua aplikasi yang berjalan di sistem operasi iOS. Keuntungan yang didapat Apple akan dibagi dengan aplikasi yang menampilkan iklan. Jumlahnya bervariasi.
Sejauh ini, Apple sudah menjual beberapa iklan berdasarkan pencarian di toko aplikasi App Store yang menghasilkan USD 1 miliar pendapatan pada tahun lalu.
Baca juga: Perangkat Kombinasi iPhone dan Macbook akan Diluncurkan?
Pertengahan Mei 2018, Apple dikabarkan berinvestasi USD 10 juta atau sekitar Rp 139 miliar ke pabrik peleburan alumunium Elysis besutan Alcoa dan Rio Tinto, Quebec, Kanada. Alcoa dan Rio Tinto menciptakan perusahaan patungan yang memiliki markas di Montreal yang disebut Elysis.
Selain menghasilkan pertukaran karbon untuk oksigen, sebagai produk sampingan proses produksi, teknologi anyar yang diaplikasikan juga diharapkan dapat mengurangi ongkos produksi sekitar 15 persen.
Baca juga: CEO FOX Nasehati Apple, Facebook dan Snap, Apa Katanya?
“Apple berkomitmen memajukan teknologi dan membantu melindunginya untuk generasi mendatang,” kata CEO Apple, Tim Cook, seperti dikutip Telset.id dari CNBC. [SN/HBS]
Sumber: CNBC