Telset.id, Jakarta – Intel Corporation baru saja mengumumkan bahwa CEO mereka, Pat Gelsinger, telah pensiun secara mendadak setelah lebih dari 40 tahun berkarier di perusahaan. Itu termasuk hampir empat tahun sebagai CEO. Lantas apa penyebabnya?
Per 1 Desember 2024, Gelsinger resmi meninggalkan posisinya sebagai pemimpin dan anggota dewan direksi. Keputusan ini datang di tengah tantangan besar yang dihadapi Intel dalam mempertahankan posisinya sebagai pemain utama di industri semikonduktor.
Sebagai langkah sementara, Michelle Johnston Holthaus, yang akan menjabat sebagai CEO Intel Products, dan David Zinsner, wakil presiden eksekutif sekaligus CFO, akan bertindak sebagai Co-CEO interim hingga perusahaan menemukan pemimpin baru. Dewan direksi telah membentuk komite pencarian khusus untuk memilih CEO berikutnya secara cepat dan cermat.
BACA JUGA:
- Spesifikasi GPU Intel Arc Battlemage Bocor Jelang Peluncuran!
- Kewalahan Hadapi Arm, Intel dan AMD Kini Kerja Sama Perkuat x86!
Bagi yang belum tahu, Pat Gelsinger bergabung kembali dengan Intel pada tahun 2021 setelah lebih dari satu dekade menduduki posisi senior di EMC dan VMware. Ia ditunjuk untuk menggantikan Bob Swan, yang menjabat sebagai CEO selama lebih dari dua tahun.
Selama masa jabatannya, Gelsinger berperan penting dalam memperkenalkan dan merevitalisasi proses manufaktur semikonduktor mutakhir, meski masa kepemimpinannya juga diwarnai berbagai tantangan besar.
Menurut Frank Yeary, yang akan menjadi Ketua Eksekutif interim selama masa transisi, “Sebagai pemimpin, Pat membantu meluncurkan proses manufaktur canggih dan berkomitmen untuk mendorong inovasi di seluruh perusahaan. Namun, kami menyadari masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengembalikan kepercayaan investor dan memastikan Intel tetap kompetitif.”
Selama kepemimpinan Gelsinger, Intel menghadapi berbagai gejolak. Pada akhir 2022, perusahaan ini melakukan PHK besar-besaran, mengurangi sekitar 20 persen staf di beberapa divisi.
Tahun ini, Intel mengumumkan pengurangan tenaga kerja hingga 15.000 orang, atau sekitar 15 persen dari total karyawan mereka, sebagai bagian dari rencana penghematan biaya sebesar USD10 miliar (sekitar Rp154 triliun).
Laporan dari Bloomberg menyebut bahwa dewan direksi Intel kehilangan kepercayaan terhadap kepemimpinan Gelsinger akibat berbagai kegagalan, termasuk uji kualitas yang tidak lulus dan langkah efisiensi yang kurang efektif. Gelsinger diberikan opsi untuk pensiun atau diberhentikan, yang akhirnya menjelaskan pengunduran dirinya secara mendadak.
Dengan keputusan Pat Gelsinger pensiun dari jabatan CEO, ini menandai babak baru bagi Intel di tengah persaingan ketat di industri semikonduktor global.
BACA JUGA:
- Pemerintah AS Resmi Pangkas Investasi ke Pabrik Intel, Kenapa?
- Rugi Rp25 T, Intel Bakal PHK Lebih dari 15.000 Karyawan
Masa depan perusahaan kini berada di tangan pemimpin berikutnya yang harus menghadapi tantangan berat untuk memulihkan kepercayaan pasar, memperkuat inovasi, dan mempertahankan daya saing di tengah tekanan yang terus meningkat dari para kompetitor. [FY/IF]