Telset.id, Jakarta – Langkah terbaru yang diambil oleh partai Demokrat California menunjukkan adanya potensi perubahan dalam kebijakan ekspor Amerika Serikat terhadap Huawei dan perusahaan Tiongkok lainnya.
Dalam surat kepada Alan Estevez, Wakil Menteri Industri dan Keamanan di Departemen Perdagangan AS, perwakilan dari California, Alex Padilla dan Zoe Lofgren, mengungkapkan kekhawatirannya mengenai dampak dari pembatasan ekspor yang semakin ketat.
Kekhawatiran dari Padilla dan Lofgren juga memiliki keterkaitan terhadap daya saing negeri paman sam di industri teknologi yang tiap waktu berkembang secara pesat dan bahkan lebih cepat dari yang kita bayangkan.
BACA JUGA:
- Bos Huawei Pakai HP Tri-fold, Desain Kamera Terungkap!
- Huawei Mulai Bagikan Informasi Chipset di Smartphone Buatannya
Padilla dan Lofgren menyoroti bahwa sanksi sepihak yang diberlakukan terhadap Huawei bisa berdampak buruk bagi perekonomian AS sendiri.
Mereka memperingatkan bahwa dengan membatasi akses Huawei terhadap teknologi AS, negara ini justru bisa tertinggal dalam persaingan global, terutama dalam sektor semikonduktor dan peralatan manufaktur semikonduktor yang sangat penting.
Surat ini menandai penolakan terhadap upaya berkelanjutan dari Departemen Perdagangan AS untuk memperketat pembatasan ekspor teknologi ke Tiongkok.
Meskipun kedua perwakilan tersebut tidak menganjurkan penghapusan seluruh regulasi perdagangan, mereka mempertanyakan efektivitas sanksi sepihak dalam mencapai tujuan keamanan nasional yang diinginkan.
Di sisi lain, kekhawatiran ini sangat relevan bagi California, negara bagian yang menjadi pusat industri semikonduktor di Amerika Serikat.
Dengan keberadaan perusahaan-perusahaan besar seperti LAM Research, KLA Corporation, dan Applied Materials, California berisiko mengalami kerugian besar jika perusahaan-perusahaan AS terputus dari pasar-pasar utama seperti Tiongkok.
Ini bukan kali pertama California melobi untuk perubahan kebijakan. Pada bulan April lalu, Padilla bersama Gubernur Gavin Newsom juga mendesak pemerintah untuk mempertimbangkan kembali kebijakan pembatalan subsidi untuk penelitian dan pengembangan chip.
AS kini berada dalam dilema yang rumit. Di satu sisi, kekhawatiran keamanan nasional tetap menjadi alasan utama di balik pembatasan ekspor.
Ada ketakutan bahwa China dapat memanfaatkan teknologi AS untuk keperluan militer atau membahayakan keamanan pengguna. Tuduhan seperti ini telah lama diarahkan kepada Huawei, meskipun perusahaan tersebut secara konsisten membantahnya.
Namun, strategi pengetatan kontrol ekspor ini juga bisa membawa dampak yang tidak diinginkan. Upaya AS untuk mengisolasi Tiongkok dari teknologi canggih mungkin saja justru menghambat pertumbuhan dan inovasi perusahaan-perusahaan teknologi Amerika.
Dengan tekanan dari negara bagian seperti California, evaluasi ulang terhadap pendekatan ini mungkin diperlukan.
Selain itu, surat dari Demokrat California ini bisa menjadi tanda awal dari perubahan kebijakan yang lebih besar.
Meskipun demikian, apakah ini akan menghasilkan perubahan kebijakan yang konkret masih belum pasti, karena hingga saat ini Departemen Perdagangan belum secara resmi menanggapi kekhawatiran yang diutarakan oleh California.
Jika pemerintah AS memutuskan untuk meninjau kembali kebijakan ekspor terhadap Huawei, langkah ini bisa menjadi tonggak penting dalam hubungan perdagangan antara AS dan Tiongkok.
Hal ini juga bisa berdampak signifikan terhadap industri teknologi di California dan Amerika Serikat secara keseluruhan.
BACA JUGA:
- Canggih! Robot Humanoid Ini Pakai HarmonyOS Milik Huawei
- Huawei Mau Lebih Fokus Bikin Teknologi Mobil Pintar
Dalam hal ini, pertanyaan terbesar adalah apakah AS dapat menemukan keseimbangan antara menjaga keamanan nasional dan tetap mempertahankan daya saing di pasar teknologi global.
Jawaban atas pertanyaan ini akan sangat menentukan arah kebijakan AS terhadap Huawei dan perusahaan teknologi Tiongkok lainnya di masa mendatang. [FY/IF]