Telset.id, Jakarta – Tahukah Anda, jika registrasi kartu prabayar yang akan diterapkan secara nasional ini, diproyeksi bisa mendatangkan keuntungan bagi operator seluler hingga Rp 2 triliun per tahun. Kok bisa?
Jumlah yang terbilang fantastis itu dihitung dari rata-rata pembelian sekitar 500 juta SIM Card oleh industri setiap tahun.
Hal ini diungkapkan Menteri Komunikasi dan Informartika Rudiantara, ketika menjelaskan keuntungan program ini untuk industri telekomunikasi. Keuntungan ini didapatkan dari efisiensi perusahaan jika tidak membeli kartu prabayar tiap tahun.
“Sekarang industri beli 500 juta SIM Card tiap tahun kemana? Ke asing. Dari 500 juta, setidaknya saya hitung kita bisa scrub 300 juta. Kalau satu SIM Card rata-rata harganya USD 0,5 termasuk packaging, itu berarti bisa menghemat USD 150 juta setahun (setara hampir Rp 2 triliun),” ujar Menkominfo Rudiantara di kantor Kominfo, Jakarta, Senin (30/4/2018).
Menurut Menkominfo, angka tersebut baru didapat dari penghematan SIM Card saja. Jika dihitung dengan penghematan distribusi, maka angkanya dipastikan bisa lebih besar.
Nah, dari penghematan ini, Menkominfo menghimbau operator supaya bisa mempergunakannya untuk meningkatkan kualitas jaringan di seluruh daerah. Selain itu, pelanggan juga dipastikan akan mendapat keuntungan dari paket hemat yang ditawarkan operator selular.
“Saya senang karena pelanggan win, operator win. Jadi win-win,” tukas pria yang akrab disapa Chef RA itu.
Kendati demikian, Chef RA mengakui bahwa dampak registrasi ini akan merugikan para penjual kartu perdana prabayar. Sedangkan operator justeru dipastikan tidak akan merugi.
Nantinya penjual kartu prabayar akan beralih menjual pulsa atau paket data sistem kartu gosok atau elektrik. Meskipun penjualan kartu tetap ada, namun jumlahnya akan turun sangat drastis.
Berita Terkait: Ingat! Registrasi SIM Card Paling Lambat Malam Ini
Kebijakan ini juga diyakini akan menyehatkan industri telekomunikasi . Selain itu, dengan registrasi ini, kinerja pencatatan data kependudukan akan ikut berubah menjadi lebih ringkas dan tanpa banyak kertas.
“Saya juga sudah bicara dengan teman-teman dari capital market bahwa registrasi prabayar itu ini harusnya sudah sebelum-sebelumnya. Hanya kan ekosistemnya belum ketemu. Sekarang rujukan pada Ditjen Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil),” pungkas dia. [WS/HBS]