Telset.id – Jika Anda mengira pertarungan hukum antara Meta dan Federal Trade Commission (FTC) AS sudah mencapai klimaks, pikirkan lagi. Baru saja, raksasa teknologi itu melancarkan langkah berani dengan meminta hakim membatalkan seluruh kasus antitrust yang digugatkan regulator tersebut.
Pada Kamis (16/5/2025), pengacara Meta mengajukan permohonan resmi kepada Hakim Distrik AS James Boasberg untuk membatalkan gugatan FTC. Mereka berargumen bahwa regulator gagal membuktikan klaim bahwa Meta melakukan praktik anti-persaingan. “Meta telah menciptakan dua aplikasi seluler yang menjanjikan dengan prospek tidak pasti: dua aplikasi paling sukses di dunia,” bunyi dokumen pengadilan, seperti dikutip Telset.id.
Argumen Meta ini melanjutkan narasi yang selama ini mereka bangun. Perusahaan yang dipimpin Mark Zuckerberg itu bersikukuh bahwa kesuksesan Instagram dan WhatsApp—yang kini masing-masing memiliki lebih dari satu miliar pengguna—adalah hasil investasi dan inovasi mereka, bukan praktik monopoli seperti dituduhkan FTC.
Pertarungan Sengit di Ruang Sidang
Selama sebulan terakhir, pengadilan telah mendengar kesaksian dari sejumlah petinggi Meta, termasuk Zuckerberg sendiri, mantan COO Sheryl Sandberg, dan pendiri Instagram Kevin Systrom. Kesaksian mereka mengungkap detail menarik tentang operasi internal perusahaan dan strategi mereka menghadapi persaingan.
FTC sendiri berargumen bahwa Meta mendominasi pasar “layanan jejaring sosial pribadi” dengan sedikit pesaing. Menurut regulator, hanya Snapchat dan MeWe—aplikasi sosial kecil berbasis privasi—yang bisa dianggap sebagai pesaing Meta. Namun, Meta membantah klaim ini dengan menyoroti keberadaan platform seperti TikTok, yang diakui Zuckerberg sebagai ancaman serius dalam kesaksian terpisah.
Baca Juga:
Implikasi Jangka Panjang
Kasus ini bukan sekadar pertarungan hukum biasa. Hasilnya bisa menentukan masa depan industri teknologi sosial, termasuk apakah Meta harus melepas aset seperti Instagram dan WhatsApp—skenario yang pernah dibahas dalam pernyataan Zuckerberg tentang ancaman TikTok.
Jika permohonan Meta dikabulkan, ini akan menjadi kemenangan besar bagi perusahaan yang baru saja meraih kemenangan hukum lain melawan NSO Group, seperti dilaporkan dalam artikel sebelumnya di Telset.id. Namun jika FTC menang, kita mungkin menyaksikan perubahan besar dalam lanskap media sosial.
Pertanyaannya sekarang: apakah argumen Meta cukup kuat untuk membatalkan gugatan yang telah disusun FTC selama bertahun-tahun? Jawabannya akan menentukan tidak hanya nasib perusahaan, tetapi juga bagaimana kita berinteraksi di dunia digital ke depannya.