Menkominfo: Tingkatkan Inklusi Keuangan Lewat Ponsel

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Laju perkembangan teknologi informatika yang begitu cepat nampaknya sulit dikejar oleh perkembangan sektor keuangan di Indonesia. Pasalnya, dengan jumlah penduduk lebih dari 262 juta jiwa (2017), tingkat akses keuangan resmi masyarakat masih terbilang rendah yakni tak sampai 50% atau hanya sekitar 90 juta.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengakui kondisi akses keuangan masyarakat masih jauh dari target yang ditetapkan pemerintah. Untuk itu, kominfo akan mendorong program peningkatan kesejahteraan tersebut dengan memanfaatkan teknologi informatika, seperti telepon selular (ponsel).

“”Setidaknya ada 230 juta orang Indonesia yang minimal punya satu ponsel. Itu adalah jalur bagi kami untuk meningkatkan inklusi keuangan,” ujar Menkominfo dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat (1/6/2018).

Menurut Menkominfo, tahun depan pemerintah menargetkan inklusi keuangan Indonesia menjadi 75% dari total penduduk atau hampir 200 juta orang. Target ini sebenarnya tidak memberatkan pemerintah dari sisi teknologi informatika, mengingat seluruh operator selular sedang menggenjot pembangunan infrastruktur jaringan seluler di berbagai daerah.

Bahkan, dengan semakin panasnya persaingan di bisnis layanan seluer, hampir semua daerah, termasuk di perdesaan, sudah terjangkau jaringan 4G. Selain itu, operator selular juga sudah menyiapkan kapasitas yang besar untuk mengantisipasi pertambahan pengguna layanan mereka.

[Artikel Terkait : Gak Cuma Chat, BBM Bisa Untuk Bayar Listrik ]

“(Angka) 75% insyallah dari sisi infrastruktur tidak ada masalah. Dimana pun yang namanya jaringan seluler, 4G dan lain sebagainya jauh di atas 75%,” kata dia.

Oleh karena itu Menkominfo mengapresiasi berbagai upaya meningkatkan inklusi keuangan oleh pihak swasta. Salah satunya adalah Paytren eMoney aplikasi keuangan besutan Paytren, perusahaan e-commerce lokal yang didirikan Ust Yusuf Mansyur.

Layanan Paytren eMoney dianggap bisa memfasilitasi berbagai kebutuhan layanan keuangan masyarakat yang tidak terjangkau perbankan alias informal. Selain itu, dengan teknologi yang memudahkan, aplikasi ini diyakini bakal bisa menarik minat masyarakat pekerja sektor informal atau pedagang kecil.

“Jadi ini kesempatan emas bagi kami, bagaimana bersama-sama memanfaatkan Paytren sebagai alat atau sarana untuk meningkatkan inklusi keuangan. Sebagai sarana atau alat bagi umat yang istilahnya unbank untuk mendapatkan layanan keuangan,” Tandas Rudiantara.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini


ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI