Kominfo Akan Terapkan Standar Prosedur Telekomunikasi Penanggulangan Bencana

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyatakan akan menerapkan standar prosedur penanggulangan bencana dan bersinergi bersama operator seluler lainnya. Langkah ini didasarkan pengalaman Kominfo menangani jaringan telekomunikasi di daerah bencana alam Gempa Lombok baru-baru ini.

Menkominfo Rudiantara mengatakan standar tersebut penting untuk diterapkan untuk mempercepat pemulihan sarana telekomunikasi yang rusak ketika terjadi bencana alam. Untuk itu diperlukan peran aktif dari setiap operator telekomunikasi untuk menerapkan prosedur tersebut.

baca juga: Kominfo Perpanjang Masa Aduan Penyalahgunaan Data Facebook

“Ke depannya kami mempunyai standar offering procedure untuk mempercepat deployment generator ke lokasi bencana alam. Berbagi kapasitas kepada operator lain untuk penanganan bencana, sehingga proses recovery lebih cepat,” ujar Menkominfo dalam keterangan resminya mengenai rapat dengar pendapat (RDP) antara Menkominfo bersama Komisi I DPR RI, Rabu (5/9/2018).

Dalam RDP yang juga membahas penanganan bencana Gempa Lombok itu, Rudiantara didampingi oleh Sekretaris Jenderal Kemenkominfo Farida Dwi Cahyarini, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo Rosarita Niken Widyastuti serta seluruh unit kerja Kemenkominfo.

Menurut Rudiantara, dalam penanganan jaringan telekomunikasi pada bencana gempa Lombok, pihaknya dibantu oleh sejumlah operator telekomunikasi. Dia menyebutkan operator tersebut antara lain Lintas Arta, PT PLN, PT Telkom, Eforte Skyridge. Mayoritas bantuan dari operator tersebut adalah menyediakan by pass visat agar proses koordinasi melalui komunikasi satelit di posko media centre dan TNI tanpa kendala.

Dia juga mengungkapkan pada 6 Agustus lalu, saat gempa bumi Lombok pertama kali,  15 persen seluruh jaringan telekomunikasi di Lombok tercata lumpuh atau sekitar 1000 dari 6000 BTS yang ada tidak berfungsi.

Tidak berfungsinya BTS tersebut, kata Rudiantara, disebabkan karena putusnya jaringan listrik pasca gempa bumi. Namun seluruh tower BTS yang masih utuh dan bagus tetap tak dapat berfungsi karena kendala jaringan listrik.

“Jadi yang kami lakukan adalah deployment generator. Prosesnya adalah generator dibawa masuk dari luar Lombok untuk menghidupkan BTS yang tidak berfungsi. Terpantau per tanggal 17 Agustus 2018 dari 944 BTS yang tidak optimal berkurang hanya tinggal 22 lagi,” kata Rudiantara.

Setelah itu, lanjut dia, Kominfo juga mengimbau para operator seluler membawa mobile BTS masing-masing. Upaya itu menunjukkan hasil positif, karena tercatat per tanggal 3 September dari 6149 tinggal 3 BTS yang tidak berfungsi.

baca juga: Kominfo Pakai Qlue untuk Perangi Berita Palsu

“Selama masa tanggap darurat, Bakti Kemenkominfo memasok 50 telepon satelit kepada tim tanggap darurat agar komunikasi tetap lancar. Kami juga menyediakan 24 akses internet satelit,” imbuh dia.

Menkominfo menambahkan akses internet tidak perlu terhubung ke jaringan jaringan manapun. Internet satelit diprioritaskan kepada 24 posko media centre di Lombok. Kemenkominfo juga mengerahkan 7 mobil BTS ke lokasi gempa bumi sehingga secara aspek tanggap darurat telekomunikasi sudah dapat dinyatakan selesai.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI