Telset.id, Jakarta – Transformasi digital disemua sektor menjadi faktor kunci agar Indonesia siap menghadapi revolusi industri 4.0. Untuk itu, Presiden Joko Widodo mengatakan perlu dilakukan berbagai langkah antisipasi oleh pemerintah, baik pusat, propinsi dan kota. Salah satunya adalah menyiapkan SDM ahli teknologi di tiap kota.
“Inilah yang kami harus sadar betul bahwa akan terjadi perubahan besar yang sangat cepat sekali. Sehingga kota-kota juga harus menyiapkan diri dalam mengantisipasi, menyiapkan SDM-SDM dalam rangka menghadapi perubahan yang sangat cepat,” tutur Presiden yang akrab dipanggil Jokowi dalam keterangan resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengenai silaturahmi Presiden dengan sejumlah Walikota di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (23/7/2018) .
Menurut Jokowi semua Walikota telah mengetahui mengenai perkembangan teknologi seperti artificial intelligence (AI), internet of things (IoT), big data kemudian penemuan-penemuan yang berkaitan dengan hyperloop, spaceX dan tesla.
Apabila para Walikota menyadari perkembangan tersebut, lanjut Jokowi, semua akan memahami berbagai hal yang harus disiapkan untuk menghadapinya. Dalam hal ini, Jokowi ingin supaya pemimpin kota ini menyiapkan atau menambah jumlah SDM yang mumpuni alias melek teknologi.
“Yang kami siapkan menurut saya sekarang ini adalah SDM. Kalau dalam 4 tahun ini konsentrasi dan fokusnya pada infrastruktur, berikutnya kami memang pada tahapan besar yang kedua adalah persiapan SDM, sumber daya manusia,” ungkap Presiden.
Sementara itu, Presiden Direktur CTI Group Harry Surjanto mengatakan perusahaan sekarang ini memerlukan SDM TI yang berkualitas dengan keterampilan yang spesifik.
Tapi ada satu permasalahan yang menurutnya akan dihadapi oleh banyak perusahaan, yakni kelangkaan SDM di bidang TI.
“Kelangkaan SDM untuk kebutuhan IT itu yang paling tinggi saat ini. Gap antara kebutuhan dan ketersediaan cukup besar,” katanya di kantor CTI Group, Jakarta, Selasa (15/08/2017).
Menurut Harry, hal itu dikarenakan SDM TI tidak lagi sesuai dengan kebutuhan dari perusahaan saat ini karena cepatnya perkembangan teknologi informasi yang ada.
“Kebanyakan institusi pendidikan hanya mencoba menambah knowledge yang dibutuhkan talent yang ada di industri saja,” pungkas dia.