Telset.id, Jakarta – Menkominfo Johnny G. Plate menegaskan, spektrum frekuensi radio untuk jaringan 5G di Indonesia aman dan tidak akan menganggu frekuensi radio altimeter yang dipakai untuk keselamatan penerbangan.
Hal tersebut disampaikan usai muncul pemberitaan soal pembatasan sementara penggelaran jaringan 5G di Amerika Serikat yang menggunakan pita frekuensi 3,7 GHz, khususnya di area sekitar bandara agar tak mengganggu penerbangan.
Menurut Menkominfo Johnny, kondisi pengaturan frekuensi 5G di Amerika Serikat dan Indonesia berbeda. Di Amerika Serikat frekuensi 5G menggunakan pita frekuensi 3,7 sampai 3,98 GHz.
Baca juga: Aturan TKDN HP 4G dan 5G Naik 35%
Pita frekuensi yang dekat dengan sistem radio altimeter untuk penerbangan, bekerja pada pita frekuensi 4,2 sampai 4,4 GHz. Sedangkan Indonesia memakai pita frekuensi rentang 3,4 sampai 3,6 GHz yang relatif aman dan tidak mengganggu radio altimeter untuk penerbangan.
“Pengaturan frekuensi 5G di Indonesia dapat dikatakan relatif aman (untuk penerbangan). Hal ini disebabkan tersedianya guard band selebar 600 MHz yang membentang dari mulai frekuensi 3,6 GHz sampai dengan 4,2 GHz, guna membentengi radio altimeter dari sinyal jaringan 5G,” kata Johnny.
Baca juga: Perkembangan IoT di Indonesia Meningkat Berkat 5G
“Guard band sebesar itu hampir 3 kali lipat lebih besar dibandingkan dengan yang disediakan di Amerika Serikat,” tambahnya.
Frekuensi 3,7 GHz Tak Digunakan untuk 5G
Lebih lanjut, Menteri Johnny juga menyatakan tidak ada rencana untuk menggunakan pita frekuensi 3,7 GHz dalam rangka implementasi 5G seperti yang dilakukan Amerika Serikat. Pita frekuensi 3,7 sampai 4,2 GHz digunakan untuk keperluan komunikasi satelit, bukan untuk 5G.
“Adapun 5G rencananya akan memanfaatkan pita frekuensi yang lebih rendah, yaitu pita frekuensi 3,5 GHz yang berada pada rentang 3,4 sampai 3,6 GHz,” jelasnya.
Baca juga: Pemerintah Diimbau Berikan Insentif ke Operator 5G
Saat ini Kominfo tengah fokus melakukan farming dan refarming spektrum frekuensi radio agar pemanfaatan pita frekuensi radio berlangsung optimal.
Dalam proses tersebut, jaringan 5G di Indonesia disiapkan untuk low band pada pita frekuensi 700 MHz, middle band pada pita frekuensi 3,5 GHz dan 2,6 GHz, dan high band pada pita frekuensi 26 GHz dan 28 GHz.
“Untuk pita frekuensi baru yang sedang dalam proses farming dan refarming guna memberikan tambahan bandwidth dan variasi use cases layanan 5G, sehingga lebih berkualitas dan optimal bagi masyarakat dan pelaku usaha,” paparnya.
Baca juga: Kominfo Refarming Frekuensi 2,3 GHz
Sekadar informasi kalau pemerintah Amerika Serikat melalui “Statement by President Biden on 5G Agreement” menulis bahwa penggelaran jaringan 5G di Amerika Serikat untuk sementara waktu ditunda demi menjaga keamanan aktivitas penerbangan di negara tersebut.
Penundaan terjadi pada sejumlah kawasan terbatas, khususnya di sekitar bandara utama atau key airports. (NM/MF)