Ini Syarat Jika Ekonomi Digital Ingin Tumbuh Baik

Telset.id, Jakarta – Perkembangan ekonomi digital di Tanah Air bisa tumbuh signifikan. Dari perhitungan yang dimiliki oleh Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), pada tahun 2020 ekonomi digital di Indonesia bisa menembus US$ 130 miliar atau Rp 1700 triliun (1 US$ = Rp 13.333). Jumlah tersebut setara dengan 20% dari total PDB (produk domestik bruto) Indonesia. Dengan jumlah sebesar itu, menjadikan Indonesia sebagai pasar ekonomi digital terbesar di wilayah ASEAN.

Tentu saja perubahan dan potensi ekonomi digital di Indonesia ini mau tak mau membawa perubahan prilaku pada masyarakat konsumen Indonesia. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, saat ini sudah ada pergeseran gaya hidup, pola konsumsi dan produksi pada sebagian besar masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia yang dahulu hanya berniaga dengan cara offline, namun kini sudah beralih menggunakan fasilitas yang tersedia di dunia maya.

“Saat ini kita sudah menghadapi permasalahan perubahan pola tersebut. Daripada orang jauh-jauh ke toko atau ke mall kena macet di jalan, ngantri di kasir, kini dengan smartphone, buka aplikasi, tik tik tik tik tik, tinggal tunggu barangnya diantar sampai ke rumah,” terang Jokowi pada pembukaan Indonesia Business & Development Expo, di Plenary Hall Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Rabu (20/9).

Namun potensi ekonomi digital di Indonesia bak pisau bermata dua. Jokowi mengingatkan dalam era ekonomi digital, setiap orang nantinya dapat menjadi pengusaha. Hal ini terlihat dari bisnis seperti transportasi online dan jasa penginapan yang kerap menjadi usaha sampingan.

“Ingat pengusaha harus hati-hati, yang ingin memulai usaha juga hati-hati. Ini peluang juga ancaman. Banyak orang yang bekerja di ekonomi digital, kerjanya fleksibel, sangat dinamis. Perubahan seperti ini yang kalau kita nggak cermat dan teliti, bisa terkaget-kaget kita” ujarnya.

Sementara itu Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara mengatakan, tanpa adanya infrastrktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang memadai, mustahil ekonomi digital di Indonesia bisa tercapai. “Tanpa infrastrktur tidak mungkin ekonomi digital bisa tumbuh,”terang Rudiantara.

Berdasarkan data dari Kominfo menyebutkan, saat ini infrastrktur TIK di Indonesia menduduki peringkat ke empat di ASEAN. Rudiantara berharap di tahun 2019 mendatang seluruh ibukota kabupaten di seluruh Indonesia akan terhubung dengan layanan broadband.

Pada kesempatan menjadi panelis Indonesia Business & Development Expo, Ririek Adriansyah, CEO, Telkomsel mengatakan dalam perkembangan ekonomi digital dipegaruhi oleh perkembangan device, network, dan application (DNA). Dalam penggembangan ekonomi digital ini Telkomsel bersama PT Telkom, akan selalu berkomitment untuk selalu menggembangkan network.

Pembanguan insfrastrktur TIK ini tak hanya sekadar di wilayah yang menguntungkan saja, tetapi di seluruh wilayah Indonesia. Termasuk di wilayah terdepan, tertinggal, dan terpencil Indonesia. Sebab telekomunikasi sudah menjadi kebutuhan termasuk bagi masyarakat terluar Indonesia.

“Hingga saat ini jaringan Telkomsel sudah mencakup 99% dari total populasi di Indonesia dengan 150 ribu BTS. Bahkan saat ini jaringan 4G LTE Telkomsel sudah tergelar lebih dari 480 kabupaten di seluruh. Tanpa infrastrktur broadband yang memadahi, apa yang dilakukan oleh pengembang aplikasi tak akan dapat dilakukan,” terang Ririek.

Selain membangun jaringan telekomunikasi, untuk mendukung penggembangan ekonomi digital, Telkomsel juga menggembangkan layanan digital seperti aplikasi finansial T-Cash. Untuk menggembangkan tumbuhnya startup, Telkomsel juga memiliki program Nextdev.

“Diharapkan dengan pembangunan jaringan hingga pelosok negeri dan penggembangan aplikasi digital, Telkomsel dapat memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan ekonomi digital di Indonesia,”papar Ririk. (MS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKAIT

REKOMENDASI
ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI