IBM dan Hacktiv8 Kolaborasi Siapkan Talenta AI untuk Indonesia Emas 2045

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id – Di tengah percepatan adopsi kecerdasan buatan (AI) di Indonesia, sebuah kolaborasi strategis antara raksasa teknologi IBM dan lembaga pelatihan digital Hacktiv8 hadir untuk menjawab tantangan kesenjangan keterampilan. Inisiatif ini bukan sekadar pelatihan biasa—melainkan fondasi untuk menyiapkan generasi yang akan membentuk masa depan teknologi Tanah Air.

Bayangkan ini: Menurut studi terbaru IBM Institute for Business Value, 67% eksekutif di Indonesia mengaku akan mengandalkan solusi otomasi untuk menutupi kekurangan SDM terampil. Sementara itu, 35% percaya bahwa tenaga kerja lokal membutuhkan program reskilling dalam tiga tahun ke depan. Angka-angka ini bukan sekadar statistik—ini adalah alarm yang memanggil kita semua untuk bertindak.

Lebih dari Sekadar Kurikulum: Membangun Mindset Digital

Kolaborasi IBM-Hacktiv8 menghadirkan silabus IBM SkillsBuild yang telah dialihbahasakan ke Bahasa Indonesia, ditambah akses eksklusif ke platform canggih seperti watsonx (portofolio AI generatif IBM) dan model bahasa besar Granite. Namun, Juventia Vicky Riana, CEO Hacktiv8, menekankan bahwa tujuan mereka lebih dalam dari sekadar mengajarkan coding.

“Kami membentuk lulusan dengan growth mindset dan kemampuan problem-solving,” ujarnya. “Ini tentang menciptakan profesional yang tak hanya bisa menggunakan AI, tetapi juga memahami filosofi di baliknya.” Pendekatan ini selaras dengan upaya Huawei memperkuat digitalisasi pesantren sebagai bagian dari Visi Indonesia 2045.

AI untuk Semua: Demokratisasi Teknologi di Tengah Kesenjangan

Roy Kosasih, Presiden Direktur IBM Indonesia, menyoroti komitmen perusahaan untuk melatih 2 juta orang secara global pada 2026. “Masa depan AI ditentukan oleh mereka yang tak hanya bisa memakai, tetapi juga membangun dan mengelola sistem AI,” tegasnya.

Namun, tantangan infrastruktur seperti kesenjangan internet antara kota dan desa tetap menjadi penghalang. Di sinilah kolaborasi multipihak menjadi krusial—seperti inisiatif Tokopedia Belajar yang menyediakan pelatihan vokasi secara digital.

Program ini bukan hanya tentang menciptakan programmer, melainkan membangun ekosistem di mana setiap individu—baik mahasiswa, dosen, maupun profesional—dapat berkontribusi pada lompatan teknologi Indonesia. Pertanyaannya sekarang: Sudah siapkah kita menyambut era di mana AI bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan dasar?

TINGGALKAN KOMENTAR
Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI