Telset.id, Jakarta – Elon Musk kembali melayangkan gugatan terhadap OpenAI dan Microsoft, kali ini dengan tuduhan antitrust yang lebih luas.
Gugatan yang diperbarui ini mencakup tambahan terdakwa, termasuk Microsoft dan beberapa individu kunci di balik OpenAI, serta menjadikan perusahaannya, xAI, dan Shivon Zilis, mantan anggota dewan OpenAI, sebagai pihak penggugat.
Menurut laporan dari TechCrunch, Musk menuduh OpenAI dan Microsoft bekerja sama untuk “menghilangkan pesaing,” seperti xAI, dengan mengharuskan investor OpenAI untuk tidak mendanai pesaing mereka.
BACA JUGA:
- Atasi Kecurangan, OpenAI Tambahkan Watermark di Tulisan Hasil ChatGPT?
- Elon Musk Targetkan Neuralink Implan Chip ke 1.000 Pasien di 2026
Gugatan ini juga menyebutkan adanya pertukaran informasi sensitif yang secara eksklusif dilakukan antara kedua perusahaan tersebut, yang menurut Musk telah merugikan xAI.
Elon Musk adalah salah satu pendiri awal OpenAI, organisasi yang awalnya didirikan sebagai lembaga nirlaba pada 2015. Namun, perseteruan dimulai ketika OpenAI mulai mengeksplorasi transisi menjadi entitas for-profit pada 2018. Musk meninggalkan organisasi tersebut pada tahun yang sama, menyusul perbedaan visi terkait arah perusahaan.
Sebagai tanggapan atas gugatan awal Musk, OpenAI menerbitkan email dari 2015 hingga 2018 yang menunjukkan bahwa Musk terlibat dalam pembahasan rencana transisi ini. Dalam email tersebut, Musk diduga meminta kendali penuh atas OpenAI, termasuk posisi CEO, mayoritas ekuitas, dan kontrol dewan awal. Bahkan, ia pernah mengusulkan untuk menggabungkan OpenAI dengan Tesla, langkah yang tidak pernah terealisasi.
Sejak kepergian Musk, Microsoft telah menginvestasikan lebih dari $13 miliar ke OpenAI, memperkuat posisi mereka dalam pengembangan kecerdasan buatan generatif.
BACA JUGA:
- Implan Chip Neuralink Stabil, Elon Musk Mau Pasien Lebih Banyak
- Neuralink Siap Implan Chip ke Otak Manusia Mulai Tahun ini
Dalam gugatan yang diperbarui, Musk menambahkan Reid Hoffman, salah satu pendiri LinkedIn, dan Dee Templeton, Wakil Presiden Microsoft, sebagai terdakwa. Keduanya dituduh memiliki konflik kepentingan karena hubungan mereka dengan dewan OpenAI dan Microsoft.
Shivon Zilis, yang kini menjabat sebagai direktur di Neuralink, disebut sebagai penggugat karena secara konsisten menyuarakan keprihatinannya terkait langkah-langkah strategis OpenAI yang diduga merugikan pihak lain.