Telset.id, Jakarta – Google dikenal sebagai perusahaan yang sangat demokratis terhadap karyawannya, bahkan telah lama mendorong mereka untuk berbagi ide satu sama lain. Tetapi langkah itu lama-kelamaan menimbulkan dampak negatif, sehingga perusahaan mengambil langkah-langkah untuk mengendalikan karyawan mereka.
Menurut Engadget, Kamis (28/6/2018), raksasa teknologi Amerika ini telah menerapkan aturan baru yang melarang terjadinya diskriminasi internal untuk mendisiplinkan karyawan yang ‘menyerang’ rekan kerja, mendiskriminasi mereka atau berpartisipasi dalam diskusi yang mengganggu lingkungan kerja yang produktif.
Dengan kata lain, Google berharap bisa mengendalikan obrolan dan diskusi diskriminatif, untuk menghindari terulangnya kasus James Damore, insinyur mereka yang dipecat pada Agustus 2017 karena menulis memo diskriminatif dan kemudian balik menuntut secara hukum.
Baca juga: Google Dituduh Diskriminasi pada Karyawan Kulit Putih
Namun aturan baru itu dilaporkan tidak jelas dan diserahkan kepada interpretasi relawan yang memoderasi jaringan internal Google. Detail lengkap peraturan ini juga belum jelas apa sanksinya.
Tetapi baru-baru ini Google mengubah aturan perilaku tempat kerjanya untuk memperingatkan bahwa materi yang menghina, tidak sensitif dan ofensif dapat dianggap sebagai pelecehan.
Google juga secara tegas melarang aksi pembalasan melalui taktik seperti doxing alias mengumpulkan informasi pribadi seseorang melalui internet untuk menyerangnya.
Moderator media pesan (yang dipegang oleh sukarelawan karyawan) mungkin akan memiliki lebih banyak wewenang ketimbang sebelumnya. Perangkat lunak masa depan dapat membiarkan mereka menarik posting dan melihat hak istimewa untuk kelompok-kelompok tertentu, menjaga ketertiban internal tanpa harus menggunakan disiplin perusahaan.
Baca juga: Dituduh Masalah Kesetaraan Gender, Ini Jawaban Google
Kendati demikian, hingga berita ini ditulis, Google belum memberikan jawaban atau komentarnya perihal aturan barunya. Padahal tidak ada pertanyaan apakah ketegangan sudah tinggi dan tindakan hukum (atau ancamannya) belum membatasi satu sisi dari spektrum politik.
Damore dan orang kulit putih konservatif lainnya telah mengklaim terjadi diskriminasi di tubuh Google. Selain itu ada juga tuntutan hukum dari perempuan atas diskriminasi upah dan seorang transgender yang mengatakan dia dipecat karena pernyataan mengkritik hak laki-laki kulit putih.
Baca juga: Unik! 19 Istilah ini Hanya Dimengerti Karyawan Google
Walaupun aturan baru tersebut tidak akan selalu bisa menghindari tuntutan hukum. Ini mungkin mencegah pekerja yang emosi dari pertentangan dengan rekan kerja mereka dan memaksa Google membuat keputusan kepegawaian yang sulit. [WS/HBS]
Sumber: Engadget