Telset.id, Jakarta – Koalisi media berita Kanada saat ini telah mengajukan gugatan terhadap OpenAI, perusahaan di balik teknologi ChatGPT. OpenAI digugat atas tuduhan pelanggaran hak cipta.
Gugatan ini diajukan ke Pengadilan Tinggi Ontario oleh sejumlah media besar seperti CBC/Radio-Canada, Postmedia, Metroland, Toronto Star, Globe and Mail, serta The Canadian Press. Mereka menuduh OpenAI menggunakan konten berita mereka tanpa izin untuk melatih dan mengembangkan model AI-nya.
Koalisi ini menuntut kompensasi atas keuntungan yang diperoleh OpenAI dari penggunaan konten berita mereka serta larangan penggunaan konten tersebut di masa depan tanpa izin.
BACA JUGA:
- Elon Musk Tambahkan Nama Microsoft dalam Gugatan Terhadap OpenAI
- Ngeri! OpenAI Tolak 250 Ribu Permintaan Deepfake untuk Pemilu AS
Dalam pernyataannya, para penggugat menegaskan bahwa OpenAI telah “memanfaatkan dan mengambil untung dari pelanggaran hak cipta dan ketentuan penggunaan daring.”
OpenAI, melalui juru bicaranya, menyatakan bahwa model mereka dilatih menggunakan data yang tersedia secara publik, sesuai dengan prinsip penggunaan wajar dan hak cipta internasional.
Mereka juga menyoroti bahwa ChatGPT telah diintegrasikan dengan mesin pencari baru yang menampilkan tautan dan atribusi ke sumber berita, serta menyediakan opsi bagi penerbit untuk memilih keluar jika tidak ingin kontennya digunakan.
Namun, media Kanada menolak klaim OpenAI mengenai penggunaan wajar ini, dengan alasan bahwa jurnalisme adalah untuk kepentingan publik, bukan untuk diambil keuntungan secara komersial oleh pihak lain.
Gugatan ini bergabung dengan berbagai tuntutan serupa yang diajukan terhadap OpenAI oleh perusahaan dan individu di seluruh dunia, termasuk dari The New York Times, The Intercept, dan penulis ternama seperti Sarah Silverman.
Sementara itu, OpenAI menghadapi pengawasan yang semakin ketat terkait praktik pelatihan model AI-nya. Dalam dokumen sebelumnya, OpenAI mengakui bahwa sulit mengembangkan model AI tingkat tinggi tanpa menggunakan materi berhak cipta. Meski demikian, perusahaan ini berpendapat bahwa praktik mereka tetap sejalan dengan doktrin penggunaan wajar.
BACA JUGA:
- Bos OpenAI: GPT-5 Tidak akan Dirilis Tahun 2024
- OpenAI Kembangkan Chip Khusus untuk Tangani Beban Kerja AI
Kasus ini menunjukkan meningkatnya ketegangan antara teknologi AI dan industri media, terutama tentang penggunaan data berhak cipta tanpa kompensasi yang memadai.
Apakah langkah hukum ini akan membawa perubahan signifikan dalam cara pengelolaan konten untuk AI di masa depan, ataukah hanya menambah daftar panjang kontroversi yang melibatkan OpenAI? Kita tunggu saja. [FY/IF]