Telset.id, Jakarta – Nvidia, salah satu perusahaan teknologi terkemuka dunia, kini menjadi sorotan regulator antimonopoli Tiongkok terkait dugaan melanggar aturan.
Penyelidikan ini dipicu oleh kekhawatiran atas akuisisi Mellanox Technologies, sebuah perusahaan jaringan komputer yang dibeli NVIDIA pada tahun 2020 seharga $6,9 miliar (sekitar Rp106 triliun). Langkah tersebut membawa pertanyaan besar mengenai kepatuhan NVIDIA terhadap peraturan antimonopoli yang disyaratkan dalam proses akuisisi tersebut.
Regulator Tiongkok, Administrasi Negara untuk Regulasi Pasar, meyakini bahwa NVIDIA tidak memenuhi kewajibannya untuk membagikan informasi produk baru Mellanox kepada pesaing dalam waktu 90 hari setelah produk tersedia. Kegagalan ini dianggap melanggar aturan antimonopoli yang dirancang untuk mendorong persaingan sehat di pasar teknologi.
BACA JUGA:
- Pemerintah China Selidiki Masalah Keamanan di iPhone 15 Series
- Nvidia Rilis Model AI Pembuat Audio, Bernama Fugatto!
Kasus ini muncul di tengah meningkatnya tensi perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Sebagai pengingat, pada Desember 2024, Departemen Perdagangan AS menerapkan pembatasan ekspor terhadap perusahaan-perusahaan Tiongkok yang memproduksi peralatan pembuatan chip, termasuk larangan pengiriman chip memori bandwidth tinggi ke negara tersebut.
Tindakan ini dianggap sebagai upaya untuk membatasi perkembangan kecerdasan buatan (AI) di Tiongkok.
Di sisi lain, Tiongkok juga mengambil langkah balasan, termasuk membatasi ekspor galium, germanium, dan antimon ke AS—bahan-bahan penting dalam pembuatan chip.
Dalam konteks ini, penyelidikan terhadap Nvidia yang diduga melanggar aturan antimonopoli terlihat sebagai bagian dari strategi Tiongkok untuk membalas langkah Amerika yang dianggap merugikan industri dalam negeri.
BACA JUGA:
- Pejabat Pemerintah China Dilarang Pakai iPhone
- CEO Nvidia: Robot Humanoid akan Banyak Digunakan Masyarakat
GPU andalan NVIDIA, seperti H100, memiliki peran penting dalam melatih model AI generatif yang kini banyak digunakan. Dengan NVIDIA menguasai sekitar 15% pendapatannya dari pasar Tiongkok, penyelidikan ini dapat memberikan dampak signifikan tidak hanya bagi perusahaan, tetapi juga pada stabilitas pasar teknologi global.